Menristek Dikti: Riset Harus Lihat Dunia Usaha

Menristek Dikti, Moh. Nasir

Sambutan Menristek Dikti, Moh. Nasir dalam Sidang Senat Terbuka dalam acara puncak Dies Natalies ke-39 UNS

Upaya membangun sinergi antara universitas, dunia usaha, dan pemerintah adalah hal yang harus dilakukan bagi dunia pendidikan untuk berpartisipasi dalam pembangunan negara. Tugas akademisi yang melakukan riset, dunia usaha yang memasarkan hasil riset, dan pemerintah yang memediasi antara akademisi sebagai periset dan dunia usaha, harus berjalan dengan baik agar mampu menghilirkan riset-riset pada dunia usaha.
Paparan di atas disampaikan oleh Menteri Riset, Teknologi, dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti), Mohamad Nasir, dalam acara puncak Dies Natalies ke-39 Universitas Sebelas Maret (UNS) di Auditorium UNS, Rabu (11/3). Dalam acara Sidang Senat Terbuka tersebut, Menristek Dikti mengapresiasi UNS yang telah melakukan banyak inovasi dalam dunia ilmu pengetahuan dan teknik, meskipun masih belum banyak terpublikasi.
Menurutnya, banyak sekali hasil riset bagus yang telah dihasilkan oleh perguruan tinggi, namun belum mampu terpublikasi dengan baik sehingga hanya berhenti di perpustakaan. “Oleh karena itu, kementerian riset, ada satu direktorat jendral yaitu Direktorat Jenderal Inovasi, di mana harus mampu menghubungkan para periset yang telah menghaslkan prototype dengan dunia usaha agar bisa dipasarkan,” terang Nasir dalam orasinya.
Menristek Dikti juga menjelaskan beberapa aspek yang membuat banyak riset yang bagus tapi tidak terasa manfaatnya. Aspek tersebut diantaranya bisa dari riset yang tidak produktif dan aplikatif, biaya penerapan yang tinggi dan tidak kompetitif. Nasir juga mengingatkan bahwa basis dari riset tidak hanya mengembangkan ilmu pengetahuan tapi juga market driver. Artinya riset tersebut juga harus melihat apa yang diinginkan oleh dunia usaha.
Selain itu, Nasir juga berharap agar UNS dapat segera memosisikan diri sebagai center of research dengan mengambil langkah-langkah strategis dalam meningkatkan kemampuan pengembangan sumber daya manusia dan ilmu pengetahuan dan teknologi dengan jiwa entrepreneurship dan technopreneurship. Nasir juga meminta agar UNS meningkatkan pusat-pusat unggulannya yang selalu melihat riset berbasis kemampuan sumber daya lokal. [inang.red.uns.ac.id]