Lokakarya FPED Dorong Penyelarasan antara Pemerintah dan Perusahaan

UNS menyelenggarakan lokakarya nasional Pengembangan Forum Ekonomi Daerah (FPED), Kamis (26/2). Pembicara dalam acara ini adalah Asisten Deputi Ekonomi dan Keuangan Daerah Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian, Ketua Bidang Komunikasi dan Publikasi Forum Komunikasi H Sugito, Direktur Pengembangan Ekonomi Daerah Sugiyono, dan Tim Ekonomi Daerah Provinsi Jawa Timur, Jumadi. Acara ini mengangkat tema “Kerja Sama Program Corporate Social Responsibility (CSR) antara Pemerintah Daerah dan Perusahaan”.

Salah satu materi yang dibicarakan dalam acara ini adalah kebijakan pembangunan ekonomi dan koordinasi pengembangan ekonomi daerah. Hal ini dimaksudkan agar terjadi sinergisme program-program klaster. Mengingat di daerah, terdapat berbagai forum yang dibentuk berdasarkan peraturan sektoral dan berjalan sendiri-sendiri, maka pembentukan FPED diharapkan merupakan forum koordinasi lintas sektor di daerah untuk meningkatkan sinergi program dalam rangka pengembangan ekonomi daerah.

H Sugito memaparkan tentang sinergisme program CSR lewat multistakeholder. Selain menjelaskan tentang tugas CSR yang berkoordinasi dengan pemerintah daerah, Sugito juga menjelaskan kendala dalam forum komunikasi salah satunya CSR hanya dianggap sebagai program amal, filantropi, ataupun sekadar donasi, belum sampai ke ranah pemberdayaan masyarakat. Untuk itu, CSR akan membangun sebuah paradigma baru yang baik, berkelanjutan, dan tidak berorientasi pada amal.

Kerja sama program CSR antara pemda dan perusahaan dipaparkan oleh Sugiyono. Tujuan dari kerja sama ini adalah untuk membangun ekonomi yang berkualitas, berkelanjutan, dan terjadinya sinergi antara pemda dan swasta. CSR atau Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan adalah komitmen perseroan untuk berperan serta dalam pembangunan ekonomi berkelanjutan guna meningkatkan kualitas kehidupan dan lingkungan yang bermanfaat, baik bagi perseroan itu sendiri, komunitas setempat, atau masyarakat pada umumnya. CSR merupakan social investment, bukan beban bagi perusahaan, sehingga menjadi kekuatan baru bagi pembangunan di daerah.

Selain itu, Jumadi juga turut berbagi pengalaman mengenai Jawa Timur yang telah berkerja sama dengan daerah di beberapa provinsi lain. Dia menjelaskan Rancangan Pembangunan Jangka Menengah Jatim pada tahun 2009-2014 dan 2014-2019 yang memiliki visi sebagai pusat agrobisnis terkemuka, berdaya saing global, dan berkelanjutan. [inang.red.uns.ac.id]