Desain, Kunci Pengembangan Usaha Batik

Mulyanto, Doktor ke-70 yang telah dihasilkan UNS.

Desain batik menjadi faktor kunci dalam pengembangan usaha batik. Maka, pelatihan pengembangan desain batik bagi para perajin batik mutlak diperlukan.
Demikian ungkap Mulyanto kepada wartawan, usai mempertahankan disertasinya berjudul Pelatihan Pengembangan Desain Batik sebagai Upaya Pemberdayaan Usaha (Studi Kasus Pelatihan di Perusahaan Kecil batik Dewi Ratih, Desa Pilang, Kecamatan Masaran, Kabupaten Sragen), Jumat (7/6) di gedung Rektorat UNS.
Pelatihan itu, terang Mulyanto, perlu sebagai upaya untuk meningkatkan kemampuan mendesain batik, meningkatkan hasil produksi, dan memenangkan persaingan.
Pelatihan pengembangan desain batik yang dilakukan Mulyanto di antaranya: menggambar desain motif batik, teknik membatik, dan membuat pewarnaan.
Mulyanto menjelaskan, kriteria untuk bisa dikategorikan sebagai batik adalah teknik penggarapan yang menggunakan lintang lilin dan motifnya yang khas. “Kalau batik printing itu bukan batik tapi tekstil bermotif batik,” kata Mulyanto yang juga mengajar sebagai dosen di Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS.
Ia menyatakan bahwa keberadaan usaha batik dan upaya pengembangan desain batik tidak lepas dari aspek kebutuha pasar yang selalu berkembang. “Misalnya, batik diperlukan sebagai pakaian. Batik juga menunjukkan status sosial seseorang atau latar budayanya,” papar Mulyanto. Mulyanto menjadi doktor ke-70 yang telah dihasilkan UNS. Ia lulus dengan nilai 4 atau dengan predikat cumlaude. [red-uns.ac.id]