Risma Ubah Sampah Jadi Rupiah

Sampah yang begitu mudah dijumpai dan acap memicu ketegangan antarwarga menjadi ladang Risma Yusuf untuk mengais rupiah. Berkat keterampilannya, mahasiswa  program studi Pendidikan Geografi Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) Universitas Sebelas Maret (UNS) ini berhasil menyulap sampah menjadi komoditas seperti tas dan dompet yang menarik.

Risma bertutur bahwa tidak semua sampah yang ada di lingkungan sekitar rumahnya di Desa Manggis, Masaran, Sragen, bisa dipakai sebagai bahan baku dompet dan tas kreasinya. Ia hanya memilih sampah-sampah plastik kemasan mi instan, deterjen, pewangi pakaian, dan minuman serbuk.

Sampah-sampah plastik kemasan itu lalu dikumpulkan dan dicuci bersih.Lalu diangin-anginkan.Setelah kering, plastik dipotong-potong dengan lebar 1 milimeter menggunakan gunting.Potongan-potongan plastik lalu dimasukkan ke dalam plastik tirai.Plastik tirai ini berbentuk agak tebal, transparan serta anti air.“Tahap terakhir adalah menjahitya sesuai dengan pola-pola yang diinginkan,” kata Risma, beberapa waktu silam.

Untuk mempercantik produk-produknya, Risma memanfaatkan warna yang ada pada kemasan sebagai warna dan corak produknya. Dengan begitu, ia tidak perlu lagi menambahkan pewarnaan khusus pada produknya. Risma memberikan contoh misalnya, warna hijau diambil dari kemasan palstik yang berwarna hijau, warna merah diambil dari kemasan platik berwana merah.Begitu seterusnya.

Menurut Risma, hal yang paling sulit dalam pembuatan tas dan dompet miliknya adalah saat memotong plastik menjadi ukuran 1 milimeter yang harus ia lakukan secara manual. Ia pernah juga mencoba menggunakan alat pemotong namun hasilnya tidak sesuai keinginannya. “Ukuran potongan harus 1 milimeter.Lebih dari itu corak yang dihasilkan menjadi jelek,” tuturnya.

Selain berhasil mereduksi sampah plastik di lingkungannya, usaha Risma pun mampu memberdayakan para ibu rumah tangga di sekitar rumahnya untuk tenaga penjahit dan pemotong plastik.Untuk pemotong plastik, Risma memberikan upah sebesar Rp 25 ribu per kilogramnya.Pekerjaan sambilan ini, ujar Risma, cukup membantu memberikan penghasilan para ibu rumah tangga tersebut.

Produk-produk yang dihasilkan Risma kini telah merambah ke toko-toko di sekitar kampus UNS. Bahkan, ia tengah menyiapkan produk-produk barunya dengan desain mengikuti tren fashion yang berkembang di masyarakat agar tetap menarik.  [red-uns.ac.id]