Anies: Kita Harus Lunasi Janji Kemerdekaan

Rektor Universitas Paramadina Anies Baswedan, Ph.D. menyatakan bahwa dalam Undang-undang Dasar 1945, bangsa Indonesia memiliki cita-cita untuk melindungi, menyejahterakan, dan mencerdaskan.
“Melindungi, menyejahterakan, dam mencerdaskan itu tidak sekadar cita-cita. Itu adalah janji. Janji itu harus dilunasi. Janji itu dibuat oleh bangsa kita dan kita wajib untuk melunasinya,” kata Anies dalam kuliah umumnya, Jumat (25/5/2012).
Acara Deklarasi Solo Mengajar “Menyentuh Hati Generasi Berprestasi” di Aula Gedung F FKIP UNS Solo itu dihadiri oleh Walikota Solo Joko Widodo, Dekan FKIP UNS Prof. Dr. H. M. Furqon Hidayatullah, M.Pd., dan 130 relawan. Tak hanya itu, sedikitnya 700 orang hadir memadati ruang Aula itu.
Anies menilai, hal yang paling krusial dari janji kemerdekaan bangsa ini adalah mencerdaskan kehidupan bangsa. Ia mencontohkan, di mata kekuatan kolonial, Indonesia adalah gundukan sumber daya alam. Indonesia memiliki tambang, minyak, gas, hutan, laut, tanah yang subur serta kekayaan lainnya. “Kalau melihat peta jalur kereta api semasa kolonial Belanda, kita akan melihat bagaimana rel-rel itu dibangun untuk menghubungkan antarperkebunan kemudian mengangkutnya ke Belanda. Bukan menghubungkan antarpopulasi,” tuturnya.
Potensi bangsa Indonesia, lanjut Anies, bukan lagi terletak pada kekayaan sumber daya alam melainkan jumlah populasi yang dimilikinya. Persoalannya adalah bagaimana jumlah populasi yang besar itu segera tercerahkan melalui pendidikan. “Kemerdekaan itu tentang manusia bukan tentang alam,” ungkap rektor termuda di Indonesia itu.
Problem Pendidikan
Pada kesempatan yang sama, Dekan FKIP UNS Furqon Hidayatullah mengungkapkan dalam sambutannya, “Kekuatan bangsa bergantung pada pendidikan. Kekuatan pendidikan bergantung pada kualitas guru.
Ia menjelaskan, pendidik tidak cukup hanya menjadi peran semata. Ia memerlukan tiga hal vital lain, meliputi: panggilan jiwa, profesional, dan memberikan fungsi pelayanan.
Hal senada juga diungkapkan Anies Baswedan dalam kuliah umumnya. Masalah guru masih terus menggelayuti dunia pendidikan Indonesia. Anies menyebutkan setidaknya tiga masalah yang ada pada guru di tanah air.
Kesejahteraan, menurut Anies, masih menjadi problem guru yang belum terselesaikan. Lalu, ia menyoalkan mengenai distribusi guru yang tidak merata. Anies mencatat sebanyak 66 persen sekolah di wilayah pedalaman mengalami kekurangan guru. Terakhir, masalah tentang guru juga menyangkut masalah kualitas.