Prihatin Pasar Klewer, UNS Gagas “UNS Peduli Klewer Bangkit”

Duka Pasar Klewer akibat kebakaran beberapa waktu lalu menggugah civitas akademika Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta adakan agenda bertajuk “UNS Peduli Klewer Bangkit”. Rektor UNS Ravik Karsidi resmi membuka acara yang bertempat di pelataran Masjid Agung Surakarta, Senin (2/1). Secara simbolis, Ravik memotong tali balon sebagai pertanda bahwa rangkaian kegiatan resmi dibuka. Bentuk layanan terpadu melalui Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS ini akan berlangsung selama sekitar 2 bulan sejak diresmikan.

UNS juga membentuk Forum Relawan Surakarta untuk Klewer Bangkit yang  terdiri dari MUI cabang Surakarta, Universitas Setia Budi (USB) Surakarta, Universitas Muhammadiyah Surakarta (UMS), Universitas Sahid Surakarta, Himpunan Mahasiswa Psikologi (Himapsi) cabang Surakarta, Aliansi Mahasiswa untuk Klewer, RSUD Moewardi, RSJ Surakarta, dan pedagang Pasar Klewer. “Para pedagang selain dapat berkonsultasi di stand yang kita buat di sini, juga bisa berkonsultasi ke kampus Mesen dan kantor LPPM di Kentingan,” terang Ravik.

Nugraha selaku ketua panitia menyampaikan bahwa UNS berharap bisa memberikan bantuan yang tepat untuk korban kebakaran Pasar Klewer ini. “Program pendampingan dan pelayanan ini beserta kegiatan-kegiatan lanjutannya diharapkan dapat membantu meringankan beban para pedagang pasca musibah kebakaran Pasar Klewer,” ujar Nugraha.

Rangkaian bentuk layanan yang diselenggarakan berupa layanan kesehatan fisik, layanan kesehatan mental, layanan konsultasi hukum, dan layanan konsultasi ekonomi. Sekitar 37 personel dari berbagai disiplin ilmu diterjunkan untuk memberikan pelayanan kepada pedagang Pasar Klewer, di antaranya adalah 15 tenaga kesehatan, 18 psikiater dan psikolog, 2 ahli hukum, dan 2 ahli ekonomi.

Bentuk layanan terpadu ini merupakan sumbangsih berupa ilmu dari UNS sebagai salah satu perguruan tinggi negeri di Surakarta atas musibah yang melanda para pedagang di Pasar Klewer. Dari 1.532 pedagang yang berada di pasar, 700 di antaranya berpartisipasi dalam kegiatan ini. “Tentunya bukan hanya 700 pedagang ini saja yang kami layani, namun juga beserta keluarga dan karyawannya,” tambah Ravik.  [danur.red.uns.ac.id]