Islam dan Bekerja

Islam mengajarkan umatnya untuk giat bekerja.  Menurut Tonang Dwi Ardyanto dalam kajian PAI, Rabu (8/1), mengungkapkan bahwa dalam Alquran, bekerja disebutkan dalam beberapa terminologi, seperti: amalun yang memiliki 260 derivat meliputi pekerjaan lahiriah dan batiniah; fi’lun dengan 99 derivat dengan konotasi pekerjaan lahiriah; shun’un dengan 17 derivat yang menekankan makna pada pekerjaan yang menghasilkan luaran (output) yang bersifat fisik; dan taqdimun dengan 16 derivat yang menekankan pada investasi untuk kebahagiaan hari esok.

Tonang bertutur bahwa setidaknya ada tiga orientasi  yang mendorong manusia untuk bekerja. Ketiga orientasi itu, di antaranya: orientasi ekonomi, orientasi sosial, dan orientasi psikologis. Orientasi ekonomi memandang pekerjaan dari hasil uang dihasilkan.Sedangkan, orientasi sosial berpijak pada pekerjaan sebagai suatu lingkungan sosial yang didominasi oleh hubungan interpersonal/loyalitas personal.”Orintasi psikologis memandang pekerja mengembangkan diri dan memenuhi kebutuhannya dari pekerjaan yang dilakukan,” tuturnya.

Muslim dalam bekerja, menurut Tonang, memiliki beberapa motivasi, seperti: Semua orang berharap untuk mendapatkan sukses atau kemenangan (al falah). Selain itu, ada pandangan bahwa kemenangan di akhirat dan kemenangan dunia adalah sesuatu yang tidak bisa dipisahkan, dia bagaikan sisi mata uang yang tidak akan bermakna jika salah satu sisinya hilang.

Agar bekerja bisa menjadi ibadah, lanjut Dosen Fakultas Kedokteran itu, ada beberapa syarat yang dipenuhi, antara lain: ikhlas dan shawab. “Ikhlas, yakni mempunyai motivasi yang benar, yaitu untuk berbuat hal yang baik yang berguna bagi kehidupan dan dibenarkan oleh agama.Dengan proyeksi atau tujuan akhir meraih mardhatillah,” kata Tonang.

Sedangkan Shawab dimaknai bahwa sepenuhnya sesuai dengan tuntunan yang diajarkan oleh agama melalui Rasulullah saw untuk pekerjaan ubudiyah (ibadah khusus), dan tidak bertentangan dengan suatu ketentuan agama dalam hal muamalat (ibadah umum).

Tonang menambahkan, kualitas kerja menurut Islam ada beberapa kriteria, seperti: ash-shalah (baik dan bermanfaat), al-itqan (kemantapan atau perfectness), al-ihsan (melakukan yang terbaik atau lebih baik lagi), al-mujahadah (kerja keras dan optimal), tanafus dan  ta’awun (berkompetisi dan tolong-menolong), serta mencermati nilai waktu. [red.uns.ac.id]