GIZ Gandeng UNS Teliti Dinamika Emisi Kota Solo
Deutsch Gesselschaft fur Internationale Zusammenrbelt (GIZ) Jerman menetapkan kota Solo dan Palembang sebagai pilot project guna inventarisasi dinamika emisi kota dari sekitar 460 kota di Indonesia. Menindaklanjuti hal itu, GIZ melibatkan tim peneliti dari Program Pascasarjana Ilmu Lingkungan (PPIL) untuk meneliti emisi kota Solo.
Ketua PPIL Universitas Sebelas Maret) UNS Dr. Prabang Setyono, S.Si., M.Si. menerangkan, pihaknya kini tengah melakukan riset di lapangan dengan mengambil ‘sample’ seluruh kecamatan di Solo. “Ini seragam yang kami pakai saat tim kami ke lapangan. Ada empat orang yang ke lapangan,” kata Prabang sembari menunjukkan rompi warna hijau muda kepada wartawan, pada hari Senin, 14 Januari 2013 di Gedung Rektorat.
Dengan tim berjumlah 17 orang, Prabang meneliti beberapa aspek yang menjadi sumber emisi, seperti: point source, area source, dan mobile source. “Point source seperti pedagang kaki lima, kalau area source misalnya kampus. Lalu mobile source sendiri misalnya alat transportasi,” terang Prabang.
Dia menambahkan, saat ini telah diterbitkan peraturan pemerintah (PP) yang mewajibkan setiap pemerintah kabupaten dan kota untuk menginventarisasi dinamika emisi di kotanya. PP tersebut akan berlaku efektif per Desember 2013.
Alasan penetapan kota Solo sebagai pilot project, lanjut Prabang, dikarenakan posisi Solo yang menjadi tengah-tengah Pulau Jawa. Selain itu, Solo bisa dikatakan sebagai kota besar meski bukan metropilitan. “Solo bukan metropolitan melainkan menuju metropolitan. Istilahnya smaller city,” paparnya.
Prabang dan tim dijadwalkan mempre-sentasikan hasil risetnya di hadapan GIZ dan Kemen-terian Lingkungan Hidup (KLH) pada Maret mendatang.[red-uns.ac.id]