Ayo Berkarier di Bank Dunia
Dari 40 orang Indonesia yang bekerja di Bank Dunia, sebagian besar hanya menjadi staff dan pelaksana. Hanya Sri Mulyani yang menjabat sebagai manajer. Kalah dengan Ethiopia yang diantara warganya ada yang berhasil menjabat direktur. Hal itu tidak sebanding dengan 1,1 persen kepemilikan saham Indonesia di Bank Dunia.
Hal itu mengemuka dalam Seminar Nasional Peran dan Posisi World Bank sebagai Partner Negara-negara sedang Berkembang dalam Pembangunan dan Memerangi Kemiskinan, Rabu (21/3). Acara ini merupakan Road Show Bank Dunia ke Indonesia. Setelah menyambangi beberapa perguruan tinggi seperti: Universitas Indonesia, Universitas Gajah Mada, Universitas Padjajaran, Universitas Erlangga, Universitas Sumatra Utara, dan Universitas Udayana, giliran Sekolah Tinggi Akuntansi Negara (STAN), Universitas Diponegoro, Universitas Islam Indonesia, dan Universitas Sebelas Maret (UNS) yang menjadi tujuan singgah.
Direktur Eksekutif Bank Dunia Hekinus Manao mengung-kapkan bahwa kebutuhan SDM di Bank Dunia sesuai operasional, tidak stabil dari waktu ke waktu. Tidak pernah ada kuota SDM dari tiap negara, jadi diharapkan setiap orang berkompetisi untuk melamar. “Permasalahannya adalah bagaimana meningkatkan pelamar dari Indonesia,” ungkapnya.
Hekinus menambahkan bahwa Indonesia kalah dalam segi komposisi karier dibanding Malaysia. Padahal saham yang dimiliki Malaysia tidak ada separuhnya dari Indonesia. Bahkan menurutnya, negara seperti Ethiopia saja warganya ada yang menjadi direktur di Bank Dunia. Intinya, Indonesia masih belum bisa memanfaatkan pengaruh dari keanekaragaman jabatan.
“Dari UNS sendiri, kalau masalah kemampuan sebenarnya tidak kalah,” kata Pembantu Dekan III Fakultas Ekonomi Lukman Hakim. “Dugaan saya mungkin banyak yang tidak mau ambil resiko kerja jauh,” tambah-nya. Lukman juga menjelaskan mengenai lowongan Bank Dunia yang tidak hanya dibuka bagi lulusan ekonomi, namun juga bagi semua jurusan yang ada.
Hekinus lebih jauh memaparkan pemahaman mengenai Bank Dunia secara tepat dan agar para akademisi menaruh minat untuk melamar ke Bank Dunia. “Agar mereka melamar juga ke World Bank, tidak hanya ke Bank Jateng,” candanya sembari tertawa. [red.uns.ac.id).