LKTM di UNAIR: UNS Solo Raih Juara II

Tim UNS dari Fakultas Kedokteran yang terdiri atas: Afandi Dwi Harmoko, Yasjudan Rastrama, dan Trisna Adi Wijaya berhasil meraih juara II dalam Lomba Karya Tulis Mahasiswa 2011 di Universitas Airlangga, Surabaya. Mereka mengusung judul “Analisis Potensi Immunomodulating dan TACO Genes-Down Regulating dari Green Tea-Derived Polyphenols sebagai Terapi Adjuvan dalam Menurunkan M.tuberculosis-Survivai Rate pada Pasien Tuberculosis”.

Afandi mengakui alasan mengambil tema tersebut didorong oleh ketertarikannya pada green tea (teh hijau) yang banyak dijumpai dan dikonsumsi oleh masyarakat namun sangat sedikit yang mengetahui khasiat lebih lengkapnya. Saat ditanya apa kaitannya dengan Tuberculosis (TB), Afandi menjawab,”Karena TB memiliki kuman yang unik. Dia hidup di dalam sistem imun yaitu hidup di dalam makrofag. Sehingga ia susah untuk dibunuh dan sering kali mengalami kejadian berulang,”kata Afandi saat jumpa pers di kantor Humas UNS Solo, pada hari Kamis, 2 Pebruari 2012. Lebih jauh Afandi memaparkan, obat TB memiliki ukuran obat yang besar dan harus dikonsumsi selama 6 bulan. Akibatnya banyak dijumpai kejadian pada pasien yang lupa, malas, dan takut efek samping dari obat yang dikonsumsinya. Maka itu, Afandi menawarkan teh hijau sebagai alternatif. Dalam karyanya, dipaparkan bahwa senyawa yang digunakan untuk pengobatan TB adalah epigallocatechin gallate (EGCG). EGCG merupakan senyawa aktif yang dikandung dalam polifenol. EGCG terbukti ampuh untuk menekan pertumbuhan kuman TB dalam makrofag yang diselubungi oleh tryptophan-aspartate containing coat protein (TACO). Di situlah keunikan kuman TB. Idealnya segala kuman yang masuk ke dalam sel dihancurkan oleh makrofag.

Namun, TACO inilah yang dimanfaatkan kuman TB untuk berkembang biak di dalam sel. Dalam kasus inilah EGCG yang dikandung dalam polifenol berperan untuk menekan pertumbuhan TACO sehingga kuman TB mudah untuk dimusnahkan. Mekanisme pemusnahannya berlangsung dengan beberapa cara. “Pertama, sebagai immunomodulator dengan mengatur sistem imunnya. Karena ECGC bisa:

  • meningkatkan kemampuan membunuh dari sel makrofag dengan meningkatkan IFN-gama
  • meningkatkan imunitas sel T. Gunanya untuk membunuh kuman-kuman dalam sel
  • meningkatkan kemampuan sel NK dengan mekanisme membunuh yang sama. Dengan mekanisme ini kemampuan bertahan hidup Mycobacterium tuberculosis berkurang. “Yang ditingkatkan yang bisa membunuh bakteri atuberculosis.

Sedangkan yang diturunkan adalah yangmerusak sel-sel yang normal,” tutur laki-laki kelahiran Wonogiri, 22 September 1989. Kedua, sebagai Antioksidan. EGCG memiliki kemampuan antioksidan lebih kuat daripada Vitamin C dan Vitamin E. Potensi yang dimiliki EGCG lebih banyak 10 kali daripada vitamin C dan 100 kali dibanding dengan vitamin E. Ketiga, dengan menghambat TACO. TACO adalah protein yang terdapat dalam makrofag yang dimanfaatkan oleh Mycobacterium tuberculosis yang menyebabkan TB untuk melindungi dirinya. Dengan menghambat pertumbuhan TACO secara otomatis memperlemah pertahanan Mycobacterium tuberculosis. Sehingga mempermudah untuk dimusnahkan. Afandi mengaku belum tahu bagaimana cara terbaik menggunakan teh hijau untuk mengobati TB atau untuk pencegahan. “Kami menawarkan ini sebagai terapi adjuvan. Ini baru penelitian di dalam laboratorium. Untuk sediaan nanti bentuknya seperti apa perlu dilakukan penelitian lebih lanjut,” papar Afandi.

(red.uns.ac.id).