Pasar Murah DWP UNS Laris Manis
Sejumlah warga memadati serambi sebelah utara gedung Rektorat Universitas Sebelas Maret (UNS), pada hari Selasa, 14 Agustus 2012. Mereka tampak menyemut mengerumuni stan-stan yang ada di serambi tersebut.
Keramaian itu bukanlah aksi protes warga melainkan pasar murah yang digelar Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNS khusus bagi warga kurang mampu di Kelurahan Ngoresan, Kecamatan Jebres, Solo. Setidaknya 10 stan disediakan dengan rincian 9 stan Dharma Wanita dari fakultas dan 1 stan Dharma Wanita dari Pusat.
Menurut Pantauan Kontak, pelbagai macam kebutuhan pokok disediakan oleh panitia, seperti: beras, minyak goreng, makanan lauk pauk basah maupun kering, sirup, kacang, kue kering, minyak goreng, mi instan, dan pelbagai kebutuhan lainnya.
Partini, salah satu pengunjung stan, merasa senang dengan adanya pasar murah ini. Pagi itu ia mengaku membeli 2,5 kilogram beras, 2 kilogram gula pasir, sebuah kaos, dan tiga kerudung. “Total hanya sekitar Rp 50.000-an saja saya bisa dapat semua itu,” ungkap warga Pucang Sawit RT 4 RW 11 itu.
Untuk berbelanja di Pasar Murah, Partini sudah siap di lokasi sejak pukul 8.00 pagi. Begitu pasar dibuka pada pukul 9.00, ia pun rela berdesak-desakan dengan pengunjung lainnya untuk mendapatkan pakaian dan jilbab. “Bagi saya sangat bermanfaat bisa meringankan saya sebagai orang kecil. Saya harap kegiatan seperti ini bisa rutin digelar dan diutamakan seperti sembako,” jelasnya.
Pengunjung Pasar Murah juga menyerbu stan minyak goreng, gula, dan beras. Stan FISIP yang menjual minyak goreng pun langsung ludes hanya dalam waktu lima menit. “Ada 20 liter minyak goreng yang kita sediakan dan per liter kita jual Rp 9.000,” kata Herniwati, salah satu anggota Dharma Wanita dari FISIP.
Secara terpisah, Ketua Panitia Pasar Murah, Yulida Viviana Riyadi Santosa mengungkapkan, kegiatan tersebut sebagai ajang saling berbagi pada bulan Ramadan. “Selain itu juga memperingati ulang tahun DWP UNS, HKSN (Hari Kesetiakawanan Sosial Nasional), dan Hari Ibu 2012,” ungkapnya.
Yulida Menambahkan, khusus untuk beras, pembeli harus memiliki kupon. Hal ini dilakukan untuk menghindari tengkulak yang menyalahgunakan pasar murah. “Jadi yang dapat kupon hanya warga kurang mampu,” imbuhnya.
Pada gelaran pasar murah itu, panitia menyediakan sekitar 100 kupon untuk masyarakat luar kampus dan 60 kupon untuk masyarakat dalam kampus, seperti cleaning service dan sebagainya. (red-uns.ac.id).