Hardiknas 2015, Perguruan Tinggi Songsong MEA
Peringati Hari Pendidikan Nasional, civitas akademika Universitas Sebelas Maret (UNS) Surakarta adakan upacara bendera, Sabtu (2/5). Di halaman Gedung Pusat dr. Prakosa, Rektor UNS, Ravik Karsidi selaku inspektur upacara membacakan sambutan Menteri Riset Teknologi dan Pendidikan Tinggi (Menristek Dikti). Peringatan Hardiknas yang mengambil tema “Dengan Hari Pendidikan Nasional, Kita Tingkatkan Mutu Pendidikan Tinggi, Riset, dan Inovasi untuk Mendukung Daya Saing Bangsa” ini dirasa tepat untuk menyongsong tuntutan sebagai Masyarat Ekonomi ASEAN.
“Sebentar lagi, Masyarakat Ekonomi ASEAN akan mulai diberlakukan. Aliran barang, tenaga kerja terampil, dan investasi antar negara ASEAN menjadi lebih bebas. Di sisi lain, tuntutan masyarakat terhadap perguruan tinggi akan terus meningkat,” papar Ravik. Dalam pembacaan sambutan menteri, Ravik kembali mengingatkan peran penting pemuda, mahasiswa, dan perguruan tinggi yang selalu menjadi garda terdepan dalam perubahan penting di Indonesia. Begitu juga, diharapakan pemuda, mahasiswa, dan perguruan tinggi mampu menjadi garda terdepan untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi, riset, dan inovasi untuk meningkatkan daya saing bangsa melalui pergerakan.
Bentuk usaha yang dilakukan pemerintah untuk meningkatkan mutu pendidikan tinggi di antaranya; penyusunan Undang-Undang Perguruan Tinggi tahun 2012, standar nasional perguruan tinggi (SNPT), pemberian Bantuan Operasional Perguruan Tinggi Negeri (BOPTN), pembentukan perguruan tinggi berbadan hukum (PTBH). Di sisi lain, upaya peningkatan mutu juga dilakukan perguruan tinggi seperti pembangunan dan penambahan laboratorium, peningkatan kualifikasi dosen dan tenaga kependidikan, implementasi sistem penjamin mutu perguruan tinggi, remunerasi berbasis kinerja, penelitian, publikasi internasional, dan HAKI. “Alhamdulillah UNS termasuk yang pertama menerapkan remunerasi dan 10% alokasi anggaran untuk penelitian,” ujar Ravik di sela-sela membacakan sambutan.
Meski demikian, secara nasional masih banyak yang harus diperjuangkan untuk mencapai mutu perguruan tinggi yang diharapkan. Pencapaian mutu yang dimaksud antara lain perguruan tinggi yang masuk 500 perguruan tinggi terbaik di dunia, peningkatan jumlah publikasi penelitian yang masuk indeks bereputasi internasional, jumlah perguruan tinggi yang berakreditasi unggul atau A, jumlah program studi yang berakreditasi unggul atau A. Selain itu, jumlah program studi yang berakreditasi internasional adalah di antara sasaran mutu pendidikan tinggi yang masih jauh dari harapan.
Tuntutan masyarakat terhadap perguruan tinggi semakin meningkat. Perguruan tinggi tidak cukup hanya dengan melaksanakan pengajaran atau pendidikan tinggi yang bermutu. Masyarakat berharap perguruan tinggi harus mampu mendukung daya saing bangsa melalui penelitian inovatif yang dilakukan sehingga mampu memberi dampak ekonomi langsung kepada masyarakat luas. Alasan keterbatasan anggaran membuat penelitian hanya berhenti pada pembuatan prototipe skala laboratorium, publikasi internasional, dan perolehan HAKI. Dengan peningkatan anggaran BOPTN tahun 2014 yang mencapai Rp 4,5 triliyun maka penelitian perguruan tinggi akan mampu dilanjutkan pada tingkat komersialisasi dan hilirisasi hasil penelitian.
Di kesempatan yang sama, Ravik mengumumkan pelantikan Rektor UNS dan wakil rektor kepada peserta upacara. Selain itu, rektor juga memberikan penghargaan Satyalancana Karya Satya 30 Tahun, Satyalancana Karya Satya 20 Tahun, Satyalancana Karya Satya 10 Tahun kepada civitas akademika yang telah mengabdi kepada UNS. Disusul pemberian kepada mahasiswa-mahasiswa yang menorehkan prestasi di kancah nasional maupun internasional. [nana.red.uns.ac.id]