UNS Hidupkan Kembali Prodi PKP dan PSIT
UNS hidupkan kembali Program Studi (Prodi) Penyuluhan Komunikasi Pertanian (PKP) dan Program Studi Ilmu Tanah (PSIT) yang selama beberapa tahun terakhir ini sempat vakum.
Dekan Fakultas Pertanian (FP) UNS Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS, mengungkapkan, kehadiran prodi PKP merupakan wujud dari satu pilar yakni pengembangan mutu sumber daya manusia pertanian. Di dalam pembangunan pertanian, penyuluhan pertanian merupakan salah satu faktor pelancar pembangunan pertanian. “Bahkan, berdasarkan pengalaman pembangunan pertanian melalui Revolusi Hijau yang dilaksanakan di Indonesia sejak awal tahun 1970, Penyuluhan Pertanian sebagai faktor penentu (pemicu dan pemacu) pembangunan pertanian,” ungkap Dekan FP dalam konferensi persnya, Kamis (23/5), di gedung Rektorat UNS.
Bambang menjelaskan, PKP dan PSIT sebenarnya telah berdiri di UNS sejak tahun 1996 dan 1984. Namun, mulai tahun akademik 2008/2009 tidak menerima mahasiswa atas dasar mengikuti keputusan Forum Komunikasi Perguruan Tinggi Pertanian Indonesia (FKPTPI), yang diperkuat dengan SK Dirjen Dikti No. 163 tahun 2007 tentang Penataan dan Kodifikasi Program Studi yang pembukaan dan penutupannya diserahkan kepada rektor masing-masing perguruan tinggi.
Hingga kini, SK Rektor UNS tentang Penutupan Prodi PKP dan PSIT belum terbit. Artinya, masih terbuka peluang untuk “melanjutkan/mengaktifkan kembali” prodi ini. “Kini, Prodi PKP dan PSIT mulai tahun akademik 2013/2014 ditetapkan kembali oleh Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan dengan SK Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor: 115/E/O/2013 tentang Penetapan Kembali Izin Penyelenggaraan Program Studi-Program Studi Pada Universitas Sebelas Maret Surakarta,” jelas Bambang.
Selain itu, lanjut Bambang, pada tahun 2014 banyak penyuluh pertanian memasuki masa pensiun. Penyuluh-penyuluh itu rata-rata mereka yang direkrut pemerintah pada peride 1970-1980-an. Untuk itu, kebutuhan tenaga penyuluh sangat diperlukan di beberapa kementerian, seperti: Kementerian Pertanian dengan kebutuhan penyuluh sebanyak 60.000 orang, Kementerian Kelautan dan Perikanan 20.000 orang, dan Kementerian Kehutanan 20.000 orang.
Bambang menambahkan, prodi PKP UNS memiliki 15 dosen, 1 orang professor, 4 orang Doktor, 4 orang kandidat Doktor, dan 6 orang Magister. “Semuanya telah memiliki kualifikasi minimal yakni magister (S-2),” imbuhnya.
Pada kesempatan yang sama, Program Studi Ilmu Tanah (PSIT) FP UNS mulai tahun 2013 ditetapkan berdiri sendiri sebagai prodi. Sebelumnya, PSIT sempat bergabung dengan prodi Agronomi dengan nama prodi Agroteknologi.
“Pada tahun 2008-2013 PSIT bergabung dengan program studi Agronomi menjadi prodi Agroteknologi. Namun, karena dipandang ke depan keberadaan ahli-ahli ilmu tanah untuk mengelola sumber daya lahan masih sangat diperlukan, maka pemerintah dalam hal ini Kemdikbud memutuskan untuk membuka kembali PSIT FP UNS,” kata Dekan FP UNS Prof. Dr. Ir. Bambang Pujiasmanto, MS.
PSIT memiliki 24 orang staf pengajar, 4 profesor, 11 doktor, dan dan 13 magister. PSIT juga dilengkapi dengan fasilitas Laboratorium Kimia dan Kesuburan Tanah, Laboratorium Fisika dan Konservasi Tanah, Laboratorium Biologi Tanah, Laboratorium Pedology dan Survey Tanah, kebun percobaan lahan kering dan lahan basah, green house, screen house, stasiun klimatologi, dan berbagai fasilitas lainnya.
Pada tahun ini PSIT menerima mahasiswa baru melalui jalur Seleksi Bersama Masuk Perguruan Tinggi Negeri (SBMPTN) dengan kode prodi 441252 dan juga Ujian Masuk Bersama Perguruan Tinggi (UMBPT). Kuota yang disediakan sebanyak 50 kursi yang diambil dari jatah kuota prodi Agroteknologi yang mencapai 210 kursi. Dengan demikian, Agroteknologi tahun ini menerima kuota sebanyak 160 kursi. [red.uns.ac.id]