Putra UNS Jadi Executive Director IMF
Per 1 Mei 2013, Wimboh Santoso, alumnus Fakultas Ekonomi (FE) Universitas Sebelas Maret (UNS) angkatan 1977, bakal menduduki jabatan baru sebagai Executive Director International Monetery Fund (IMF). Sebelumnya, pria asal Sawit, Boyolali, ini menjabat sebagai Kepala Perwakilan Bank Indonesia (BI) di New York.
Karir Wimboh di dunia perbankan dimulai saat ia sebagai karyawan di sebuah bank terkemuka di Indonesia. Keinginannya untuk melanjutkan studi membuat Wimboh harus rela melepas status pekerjaannya sebagai karyawan penuh di Bank Niaga.
Ia lantas melanjutkan studi di University of Illionis, Amerika, mengambil jurusan Master of Science in Business Administration pada tahun 1991. Usai mengambil gelar Master-nya, Ia melanjutkan studi mengambil gelar Ph.D di Loughborough University, Inggris, dengan program Financial Economics di tahun 1995.
Karirnya di BI dimulai ketika dirinya ditempatkan di bagian pengawasan bank dengan tugas utama melakukan inspeksi bank-bank di seluruh wilayah Indonesia. Karir Wimboh terus menanjak hingga akhirnya menduduki jabatan prestisus sebagai Kepala Perwakilan BI di New York dengan wilayah kewenangan meliputi: Amerika Serikat, Kanada, dan Amerika Latin.
Sebagai wakil Indonesia, ia tidak hanya mengemban misi yang diberikan BI kepadanya, tetapi juga ikut ‘menjual’ Indonesia secara keseluruhan di segala bidang, seperti: budaya, adat istiadat, pariwisata, dan sebagainya. “Di sini mungkin saya pakai istilah “menjual” Indonesia tapi dalam artian yang positif. Di sana (New York) saya kenalkan Indonesia pada masyarakat Amerika baik makanan, budaya, adat istiadat, pariwisata, pendidikan, dan juga bidang lainnya. Supaya apa? Supaya negara kita dikenal oleh dunia internasional sehingga mereka tertarik untuk ke Indonesia,” kata Wimboh dalam jumpa pers kepada wartawan di Goela Kelapa beberapa waktu silam.
Ia menceritakan bagaimana dirinya saat menjamu tamu yang datang ke kantornya. Di kantornya, ia sering menyediakan masakan Padang untuk dijadikan menu utama. Tak menyangka, respons tamu-tamunya ternyata menyukai masakan khas dari Tanah Minang itu. “Walau masakan Padang semisal balado itu pedas tapi ternyata mereka malah suka dan sering minta untuk disediakan,” ujar Wimboh.
Selain masakan, pria kelahiran 15 Maret 1957 ini memiliki banyak koleksi kopi asal tanah air untuk menjamu para tamunya. Kopi-kopi yang ia miliki, seperti: kopi Toraja, kopi Lampung, kopi Aceh, kopi Papua, kopi Flores, kopi Jawa, dan sebagainya. Ia juga memiliki mesin khusus untuk membuat kopi di kantornya. “Itu untuk membuat kopi dari kopi-kopi yang saya datangkan dari Indonesia agar mereka tahu kita juga punya kopi-kopi yang berkualitas yang tidak kalah dengan merek internasional,” terangnya.
Meski lebih terbiasa hidup di negeri Paman Sam, Wimboh tidak lantas melupakan kampung halamannya. Ia mengaku selalu menyempatkan diri berkunjung ke Sawit, Boyolali, setiap kali ia pulang ke Indonesia. Begitupun saat ia kembali ke Amerika, ia tak pernah absen untuk membawa satu koper besar khusus berisi oleh-oleh khas kota Bengawan, seperti: keripik usus, abon sapi, keripik ceker, rambak, dan sebagainya.
Wimboh per 1 Mei 2013 mendatang akan resmi menjabat sebagai Executive Director IMF dengan mewakili 13 negara, meliputi: 10 negara ASEAN ditambah Fiji, Tonga, dan Nepal. “Ini tugas besar bagi saya, tidak hanya mewakili Indonesia tapi ASEAN juga tiga negara lainnya. Peduli untuk memperjuangkan negara-negara yang saya wakili terhadap kebijakan moneter internasional juga menyampaikan aspirasi dari negara-negara yang saya wakili baik mengenai pertumbuhan ekonomi, pengendalian inflasi, dan lainnya.
Sebelum Wimboh, jabatan Executive Director IMF pernah dijabat oleh J.E. Ismael, Sri Mulyani Indrawati, dan Perry Warjiyo.[]