SDM Masih Jadi Persoalan Utama Bangsa

Pakar pendidikan dari Universitas Sebelas Maret (UNS) Furqon Hidayatullah memandang tantangan ke depan bagi pemuda Indonesia semakin berat. Sebab, selama kurun 5 – 10 yang akan datang merupakan masa Indonesia menikmati bonus demografi. Pada masa itu, penduduk usia produktif jauh lebih besar dibandingkan jumlah penduduk usia non-produktif. Kondisi itu diharapkan menjadi berkah bagi bangsa Indonesia.

“Untuk itu harus dipersiapkan agar bonus demografi ini bisa dimanfaatkan dengan baik. Salah satunya melalui pendidikan yang baik,” kata Furqon saat ditemui di Kampus Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS, Senin (28/10).

Furqon menyayangkan, persoalan bangsa Indonesia masih berkutat pada kualitas SDM. Sedangkan kualitas SDM berkaitan erat dengan mutu pendidikan. Mutu pendidikan di Indonesia, lanjut Furqon, termasuk terendah di dunia bersama dengan Meksiko dan Brazil. “Kenyataan ini memprihatinkan masyarakat kita. Apalagi akhlak atau arakter yang rendah masih ditambah dengan masalah narkoba yang semakin mengkhawatirkan,” kata Furqon.

Pendidikan yang berkualitas, Dekan FKIP UNS itu berpendapat, adalah pendidikan berbasis karakter serta menjunjung tinggi integritas bangsa. Kedua aspek ini menjadi harga mati untuk menjadi bekal generasi muda Indonesia dalam menghadapi persaingan global.

“Bahkan puncaknya penjaga gawang konstitusi pun jebol. Oleh karena itu, rendahnya integritas bangsa ini harus segera diatasi. Kenapa? Karena adaanya krisis keteladanan di bangsa ini. Krisis ini membuat pemuda terombang-ambing karena tidak ada pemimpin yang bisa ditiru. Ini bisa diatasi asalkan pendidikan ditegakkan kembali ke ruhnya,” papar Furqon.

Dalam pandangan Furqon, perubahan kurikulum di Indonesia menjadi kurikulum 2013 adalah perbaikan yang cukup baik. Karena dalam kurikulum 2013 proporsi soft skill dan hard skill diberikan secara seimbang. Kurikulum juga memberi kesempatan kepada peserta didik untuk mengembangkan kompetensi baik sikap, keterampilan, maupun pengetahuan. “Sehingga dihasilkan generasi siap bersaing. Pendidikan karakter ini juga harus didukung oleh berbagai pihak dan instansi. Harus sinergi,” tandasnya. [red-uns.ac.id]