Kotoran Puyuh Jadi Pakan Alternatif Lele

Terinspirasi dari para pendahulunya yang mengatakan bahwa makanan lele adalah kotoran membuatnya tertarik untuk mengolah kotoran menjadi pakan lele. Hal itu dipicu seiring meningkatnya harga pakan lele yang mengakibatkan banyak petani lele menderita kerugian.

Suryono, Ketua Tim Pusat Pengembangan Kewirausahaan (PPKWu) Universitas Sebelas Maret (UNS), akhirnya tetarik untuk mengolah kotoran ternak miliknya, puyuh. Ia lantas meniliti kadar protein yang dikandung kotoran puyuh. Hasilnya, puyuh mengandung sekitar 21 persen protein. Jumlah itu jauh lebh tinggi daripada protein dalam kotoran ayam yang berkisar 11-14 persen. Kadar protein terrendah terdapat pada kotoran ayam pedaging yang hanya mencapai 11 persen.

Untuk menambah nafsu makan lele, ia pun menambahkan sisa ikan asin yang didapatnya dari pasar. Tak lupa ia pun menambahkan bulu ayam ke dalam komposisi pakan lele miliknya agar pakan bisa mengambang di permukaan air. “Pokonya yang kita gunakan di sini semua adalah sisa-sisa. Jadi harganya murah,” kata Suryono saat dijumpai dalam Roadshow Penelitian Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM), Kamis (3/10),  di Ngringo, Karanganyar.

Tak sulit untuk membuatnya, Suryono mencampur semua bahan dengan perbanding 1 : 1 : 1. Satu kilogram kotoran puyuh dalam bentuk tepung dicampur dengan 1 kilogram bulu ayam dengan bentuk yang sama dan 1 kilogram ikan asin. Sebelumnya, dia harus mengubah seluruh bahan menjadi bentuk yang mudah dicampur yaitu tepung. Kotoran ayam terlebih dahulu dikeringkan lalu digiling. Sedangkan, bulu ayam, sebelum digiling, terlebih dahulu dipresto.

Pakan lele buatan Suryono terbilang murah. Harga jualnya hanya Rp 5 ribu per kilogram. Harga itu jauh di bawah harga pakan di pasaran yang menembus harga Rp 8-9 ribu per kilogram. Kendati murah, Suryono belum berkeinginan untuk memproduksinya secara massal. Sejauh ini, pakan lele bikinannya hanya digunakan untuk kalangan internal saja. “Belum  kita jual ke pasaran. Saat ini baru untuk pendampingan dari UNS kepada petani lele,” tuturnya.

Suryono menegaskan, pakan lele miliknya bisa meningkatkan berat ikan lele sekitar 20 persen dibanding dengan pakan lele yang ada di pasaran dengan usia pembibitan yang sama. Pakan dari kotoran puyuh itu juga bisa digunakan di semua jenis lele, seperti Dumbo, Sangkuriang, dan Piton. Kini, Suryono tengha mengujicobakan pakan organik karyanya itu kepada ikan gurami.[red-uns.ac.id]