Biogas Sekam Padi Pengganti Alternatif Elpiji

Bila pada umumnya banyak limbah sekam padi dibuang begitu saja dan tidak dimanfaatkan, kali ini sekam padi menginspirasi mahasiswi program studi (prodi) D3 Teknik Kimia Fakultas Teknik Universitas Sebelas Maret (UNS), Luthfi Mufidatul Hasanah, untuk dibuat sebagai sumber energi terbarukan pengganti bahan bakar fosil.

 

“Sekam padi di daerah kita sangat melimpah karena kita negara agraris. Tapi belum banyak dimanfaatkan, padahal itu bisa dimanfaatkan menjadi sumber energi. Sekarang sedang saya kembangkan sebagai pengganti elpiji,” ungkapnya.

 

Sebelum gas tersebut dapat dimanfaatkan sebagai sumber energi, sekam padi harus melalui proses gasifikasi. Proses gasifikasi, terang Luthfi, adalah proses pembentukan bahan bakar gas dari reaksi kimia bahan baku padatan yang bersifatCarboneseos dan Cellulose. Adapun gasifikasi dapat diterapkan pula pada bahan baku lain seperti kayu, batu bara, dan limbah pertanian dan kehutanan.

 

Untuk melakukan proses gasifikasi diperlukan tiga alat utama, yaitu reaktor gasifier atau unit pengkonversi bahan baku (umpan) menjadi gas, unit pemurnian gas, dan unit pemanfaatan gas. Pada proses gasifier, sekam padi dibakar. Proses ini menghasilkan suhu yang sangat tinggi yakni 300 derajat celsius. Lalu, gas yang masih panas dialirkan menuju spray-contactor untuk proses pendinginan hingga mencapai suhu kamar sekitar 50 derajat celsius. Pendinginan ini bertujuan untuk memampatkan volume gas. Kemudian dilakukan filterisasi dan ditampung dalam gas producer untuk siap dimanfaatkan.

 

“Di reaktor gasifier, sekam padi dikonversi menjadi biogas sehingga biogas dapat digunakan sebagai pengganti bahan bakar seperti elpiji. Tapi sebelum digunakan, biogas ini harus dimurnikan dari senyawa-senyawa yang tidak digunakan agar tidak mengganggu penggunaan biogas. Pemurnian ini dilakukan di unit pemurnian gas. Tahapan terakhir yakni pemanfaatan gas, disinilah biogas sekam padi dapat langsung digunakan untuk pengganti bahan bakar fosil,” urai Luthfi.

 

Sumber energi alternatif dari sekam padi ini menurut Luthfi cukup ramah lingkungan dan hemat biaya. Satu kilogram sekam padi dapat menghasilkan tiga meter kubik gas. Agar gas dapat menyala selama 1-2 jam diperlukan sekitar 2-3 kilogram sekam padi. Walaupun gas yang dihasilkan berasal dari sekam padi, panas yang dihasilkan sama panasnya dengan panas yang dihasilkan elpiji.

 

Tidak hanya menghasilkan gas yang bermanfaat, limbah sekam padi hasil proses gasifikasi juga dapat dikembangkan menjadi arang aktif. Sehingga semua bagian dari sekam padi tersebut bermafaat. “Limbah sekam yang sudah dibakar nantinya bisa dikembangkan untuk menjadi arang aktif. Jadi semua bahan termanfaatkan termasuk limbahnya. Tapi untuk mengembangkan itu (arang aktif) memang membutuhkan pengadaan infrastruktur dulu. Biaya produksinya sangat murah karena bahan baku pun murah dan mudah didapatkan,” tambahnya.

 

Tidak berhenti menghasilkan gas sekam padi saja, kedepannya Luthfi berencana untuk mengembangkan gas sekam padi menjadi gas cair yang dapat dimasukkan ke dalam tabung. Dengan demikian, produk yang dihasilkannya akan lebih aplikatif untuk digunakan oleh masyarakat.[red-uns.ac.id]