FEB Gandeng Bung Hatta Anti-corruption Award Gelar Diskusi Musikal
Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Sebelas Maret (UNS) bersama dengan Bung Hatta Anti-corruption Award (BHACA) menggelar diskusi musikal anti-korupsi pada Jumat (19/12/2014) dalam rangka Hari Anti-korupsi Internasional yang ke sebelas. Diskusi musikal yang bertempat di aula FEB ini merupakan rangkaian dari perjalanan Bung Hatta Tour 2014 yang menyambangi 11 universitas, salah satunya UNS.
Dalam acara ini, diskusi disampaikan oleh SIMPONI (Sindikat Musik Penghuni Bumi) Band yang dibalut dengan lagu-lagu karya mereka, tentu saja bertema tentang korupsi. Mul salah satu personil SIMPONI mengatakan bahwa alasan dipilih nama Bung Hatta sebagai suatu badan adalah karena beliau merupakan orang yang sangat bersih dalam menggunakan uang negara. “Bahkan dulu Bung Hatta menolak tawaran Bung Karno yang akan membiayai perjalanan haji menggunakan uang negara,ya karena alasannya ini urusan pribadi bukan urusan negara,” jelas Mul. SIMPONI sendiri merupakan juara pertama dalam ajang Sounds of Freedom 2014 yang digelar di Inggris. SIMPONI juga membawakan lagu-lagu ciptaan mereka yang bertema korupsi seperti; Bung Hatta (2), Vonis, We are Sinking, Kisah Cicak Buaya Belum Selesai.
BHACA menggandeng Sely Martini yang merupakan relawan dari Indonesian Corruption Watch (ICW). Sely menyampaikan koruptor saat ini gigih dalam mengader koruptor baru. “Lihat saja, Nazarudin, Angelina Sondakh adalah contoh-contoh yang bisa kita lihat dengan yata,” Sely menyampaikan. Menurutnya, korupsi menjadi akar segala kerusakan. “Korupsi merupakan sesuatu yang abstrak, tapi korbannya begitu nyata,” lanjut Sely. Dampak korupsi antara lain adalah kemiskinan, kerusakan lingkungan, dan ketidakadilan.
Acara ini dihadiri oleh berbagai kalangan, baik mahasiswa dari UNS, siswa SMA di sekitar Solo, dan beberapa pejabat. Lagu Indonesia Pusaka menjadi penutup diskusi musikal ini. [dodok.uns.ac.id]