Ketua Pusat Javanologi LPPM UNSKini Menjadi Guru Besar Etnolinguistik

Dalam  pengukuhan Guru Besarnya  yang berlangsung tanggal 25 Februari 2014, Prof.Sahid Teguh  Widodo, S.S, M.Hum, Ph.D  telah menyampaikan orasi ilmiahnya yang berjudul “Perkembangan Nama  Orang Jawa sebagai Model Akulturasi Budaya Antar Etnik di Indonesia” mengungkapkan “Sudah waktunya UNS mendudukkan perihal nama sebagai bagian penting dalam pengembangan institusi ke kancah internasional. Hal itu dapat ditempuh dengan menggali ruh budaya sendiri dan memunculkan identitas melalui pemberian nama pada gedung, ruang kuliah, area publik, laboratorium dan lain-lain,” .

Setiap bagian, sisi, dan sudut kawasan kampus UNS yang megah dan indah, sambung Prof. Sahid, harus memiliki makna bagi penguatan visi dan misi kampus. Hal itu merupakan upaya keluar dari bingkai agar setiap bangunan tidak sekadar tertambat hanya pada fungsinya. Dosen FSSR  yang juga menjabat Ketua Pusat Studi Javanologi LPPM UNS itu mengungkapkan, penamaan tempat di lingkungan kampus hendaknya juga memperhatikan unsur-unsur yang berpengaruh. Dasar pertimbangannya, pemberian nama tempat, khususnya di UNS, antara lain harus memilih kata yang lazim digunakan sebagai tetenger atau identitas bagi masyarakat kampus. Sehingga, nama yang dipilih mampu mewadahi keseluruhan harapan, keinginan, permohonan dan amanat dari kampus UNS. Dasar pertimba-ngan itu, sambungnya, mengisyaratkan bahwa sumber penamaan berbagai tempat dan fasilitas di UNS harus diperoleh dari berbagai bentuk produk budaya lokal Jawa.

Selain itu diungkapkan bahwa berkembangnya fasilitas dan sarana prasarana yang ada di UNS yang dibarengi dengan pemberian identitas akan memberi pengaruh positif terhadap pembangunan karakter dan suasana akademik di dalam kampus dan salah satu cara yang bisa ditempuh adalah memperkuat jatidiri UNS sebagai Perguruan Tinggi yang memiliki kekhasan dan cirri karakter serta citra keunggulan dan makna yang lain dari pada lain.  [HUMAS LPPM]