Salak Wonorejo Laris Manis

Salak asal Desa Wonorejo Kecamatan Jatiyoso Kabupaten Karanganyar yang dikembangkan oleh Tim Peneliti dari Fakultas Pertanian Universitas Sebelas Maret (UNS) laris manis di pasaran. Hasil panen perdana beberapa waktu silam menunjukkan permintaan salak terus mengalami peningkatan.

Salak Wonorejo telah dipasarkan ke daerah-daerah di sekitar Wonorejo, seperti: Donorejo, Wonogiri, Tawangmangu, Tawangsari, dan Pacitan. “Hanya saja persediaan belum mencukupi. Mudah-mudahan pemerintah bisa bantu dengan mengeluarkan dana untuk penanaman salak. Karena masih ada sekitar 30 hektar lahan yang belum digarap,” kata Kepala Desa Wonorejo Sudrajad, beberapa waktu silam.

Sudrajad berpendapat, keberadaaan salak di Wonorejo bisa membuka potensi desa untuk dikembangkan menjadi kawasan agrowisata.Apalagi, salak yang dihasilkan Wonorejo merupakan salak varietas baru yang lebih unggul dibandingkan salak pondoh atau salak Banjarnegara.

Bahkan, demi mengantisipasi hasil panen yang melimpah, Sudrajad berencana melibatkan para ibu PKK untuk mengolah salak menjadi berbagai jenis olahan, seperti: keripik, selai, dan manisan. “Salak bisa tahan lama dan bisa diolah menjadi produk lain. Di samping itu bisa menjadi oleh-oleh khas desa untuk mendukung agrowisata kami,” kata Sudrajad.

Sementara, salah satu anggota tim peneliti dari FP UNS Prof. Dr. Ir. Nandariyah mengungkapkan, salak Wonorejo menjadi varietas baru yang lebih unggul dibandingkan dengan salak pondoh atau salak Banjarnegara. Pasalana, salak Wonorejo memiliki lebih banyak kandungan air dibanding dengan salak lain. “Rasa manisnya pun beda. Bandingkan dengan salak pondoh dan salak Banjarnegara, manisnya kurang,” kata Nandariyah.  [red-uns.ac.id]