Dharma Wanita Persatuan UNS adakan kunjungan ke binaan P2M LPPM

Sebagai upaya peningkatan wawasan tentang wirausaha, Dharma Wanita Pesatuan (DWP) UNS melakukan kunjungan untuk mempelajari proses pembuatan pakan lele di daerah Ngringo Palur pada Selasa (03/06/2014).

Dijelaskan oleh Ir. Suyono, M.P. bahwa harga pakan ikan yang mahal mengakibatkan usaha budidaya ikan banyak mengalami kerugian, hal tersebut sangat kotradiksi dengan upaya pemerintah yang terus menerus sedang menggalakkan program masyarakat gemar makan ikan.

“Itulah yang memunculkan wacana perlu upaya menemukan pakan lele yang murah dan ramah untuk masyarakat,” ungkap Suryono di depan Ibu-Ibu Dharma Wanita Persatuan yang didampingi langsung ketua Dharma Wanita Persatuan (DWP) UNS Dra. Handayani Ravik Karsidi.

Bersama timnya, Suryono pun merekayasa kotoran burung puyuh untuk dijadikan alternatif pakan ikan lele.Awalnya, peternak burung puyuh ini merasa tertantang untuk memanfaatkan kotoran burung puyuh yang tersedia melimpah untuk dijadikan pakan lele.

Suryono mengungkapkan,”Selain murah, kotoran burung puyuh dipilih karena kandungan proteinnya yang tinggi dibandingkan kotoran ayam”.Lebih lanjut jelasnya, “Bahwa kandungan protein kotoran burung puyuh adalah 21 persen, sedangkan kandungan protein dalam kotoran ayam petelur 11-14 persen”.

Suryono mencampur kotoran burung puyuh dengan bulu ayam dan sisa ikan asin.Bulu ayam berfungsi membuat pakan lele dapat mengambang di air.Sisa ikan asin digunakan untuk menambah nafsu makan ikan lele. Pembuatan pakan lele dengan pemanfaatan limbah organik tersebut, menurut Suryono menggunakan perbandingan 1:1:1. Satu kg kotoran kering burung puyuh dicampur 1 kg bulu ayam yang telah dipresto dan 1 kg ikan asin.

“Setelah dikeringkan, kemudian digiling menjadi tepung dan dicampur.Baru kemudian diproses menjadi pelet,” urai Suryono yang juga Dosen Fakultas Pertanian UNS itu.Disela-sela penjelasannya Suryono juga memasarkan dan menawarkan produk-produk seperti Abon dari Ikan Lele serta telur puyuh.

Kunjungan dilanjutkan ke daerah Mlese  Klaten untuk melihat langsung pembuatan  kreatif  tenun tradisional di rumah Ruruh Jatmiko dan batik Yeni Daryono yang menjadi unggulan produk home industry  di daerah setempat.

Di akhir rangkaian kunjungan, rombongan mengunjungi Bayat untuk melihat proses pembuatan Grabah unik dengan tambahan motif batik yang merupakan kreatifitas Harno, alumni D3 FKIP di era tahun 1990.   [Humas LPPM]