UNS Berikan Sosialisasi Program Adiwiyata
Dalam rangka mewujudkan sekolah peduli dan berbudaya lingkungan untuk upaya penyelamatan lingkungan dan pembangunan berkelanjutan, pemerintah telah menerbitkan Peraturan Menteri Negara Lingkungan Hidup Nomor 02 Tahun 2009 tentang Pedoman Pelaksanaan Program ADIWIYATA.
Atas dasar serupa pula, Selasa (10/4) UNS dan Pemerintah Kota Surakarta mengadakan Sosialisasi Program Adiwiyata tahun 2012, dengan tema Kegiatan Peningkatan Edukasi dan Komunikasi Masyarakat di Bidang Lingkungan yang bertempat di Gedung Fakultas Keguruan dan Ilmu Pendidikan (FKIP) UNS.
Sosialisasi tersebut diberikan kepada seluruh kepala sekolah yang ada di Surakarta. Dekan FKIP Prof.Dr.M. Furqon Hidayatullah., M.Pd. saat ditemui di sela-sela acara mengungkapkan bahwa program ini lebih menekankan pada pendidikan karakter. ‘Peduli terhadap lingkungan harus ditanamkan di seluruh lapisan masyarakat, dan sekolah merupakan wahana strategis untuk memulainya,’ ujarnya.
Jadi, saya hanya menekankan saja pentingnya kepedulian terhadap lingkungan hidup, dan penanaman karakter agar kita tetap dapat merasa memiliki, merasa memelihara, punya jiwa peduli, dan tidak merusak lingkungan, tambah Furqon
Tujuan dari dirintisnya Sekolah Adiwiyata ini adalah untuk mewujudkan warga sekolah (guru, murid, dan pekerja lainnya) yang bertanggung jawab dalam upaya perlindungan dan pengelolaan lingkungan hidup melalui tata kelola sekolah yang baik untuk mendukung pembangunan berkelanjutan.
Dosen FKIP UNS Drs. Agusti Tamrin, M.Pd., M.Si., yang pada siang hari itu bertindak sebagai pembicara, memaparkan empat komponen yang harus dimiliki untuk menjadi Sekolah Adiwiyata. Keempat komponen tersebut adalah (a) Kebijakan berwawasan lingkungan (b) Pelaksanaan kurikulum berbasis lingkungan (c) Kegiatan Lingkungan berbasis partisipatif dan (d) Pengelolaan Sarana Pendukung ramah lingkungan.
Mengenai Prestasi Adiwiyata sendiri, Propinsi Jawa Tengah masih tertinggal dari propinsi Jawa Timur. Jawa timur sebagai barometer telah memiliki 40 sekolah berstandar Adiwiyata, dan bahkan mewakili Indonesia ke tingkat Internasional. Hal tersebut menjadi motivasi bagi Jawa Tengah, terutama Kota Surakarta untuk terus meningkatkan diri.
Belum ada satu pun sekolah di Kota Surakarta yang memperoleh penghargaan sebagai sekolah Adiwiyata,’ ujar Tamrin. Oleh sebab itu, sosialisasi ini sangat penting guna menciptakan Sekolah Adiwiyata, yang tentunya tidak hanya menghasilkan sebuah prestasi, tapi juga performansi.
Lebih lanjut, Tamrin juga mengemukakan bahwa Adiwiyata nantinya akan menjadi syarat suatu sekolah untuk meraih gelar SBI (Sekolah Berstandard Internasional). Selain itu, kabupaten/kota tidak akan dapat memperoleh predikat Adipura Kencana jika di wilayahnya tidak ada sekolah Adiwiyata. [ red-uns.ac.id]