RRSC UKM Pramuka UNS: Pramuka yang Berdaya Saing Global
Unit Kegiatan Mahasiswa Praja Muda Karana Universitas Sebelas Maret (UKM Pramuka UNS) Gugus Depan 04.555 dan 04.550 menggelar kembali Rover Ranger Scout Competition (RRSC), Jumat-Minggu (27-29/3/2015). RRSC ke-4 ini mengusung tema Pramuka yang Berdaya Saing Global. Tercatat sebanyak 396 peserta yang datang dari 24 pangkalan ikut memeriahkan kompetisi ini. Awalnya acara ini hanya digelar untuk Kwartir Daerah (Kwarda) Jawa Tengah, tetapi salah satu pangkalan dari SMA Negeri 3 Blitar, Kwarda Jawa Timur, mendaftarkan diri dan diterima oleh panitia.
Peserta diwajibkan untuk membayar uang registrasi sebesar Rp 350ribu per sangga. Sangga merupakan satuan terkecil dalam Penegak dan berada di bawah suatu pangkalan. Fasilitas yang didapat peserta berupa kartu pengenal, sertifikat, tiska (tanda ikut serta kegiatan), buku kegiatan, dan konsumsi.
Ketua Panitia RRSC 2015 Andri Priyambodo mengatakan bahwa disamping untuk mengasah kemampuan dan pengetahuan peserta tentang organisasi kepanduan, acara ini juga untuk mempererat tali persaudaraan. “Tujuan utamanya adalah mempererat kembali tali persaudaraan antar anggota pramuka Penegak,” paparnya. Dia juga berharap bahwa RRSC tahun depan bisa diadakan dalam lingkup yang lebih besar, yaitu se-Jawa atau mungkin se-Indonesia.
Ada enam kegiatan yang diperlombakan dalam acara ini, antara lain Peraturan Baris-Berbaris (PBB), Teknologi Tepat Guna (TTG)—mendaur ulang bahan-bahan sisa, Putra Putri RRSC, Giat Sangga, Outbound, dan Iklan Layanan Masyarakat (ILM)—mengajak pemuda pemudi untuk ikut pramuka. Tiap-tiap lomba tersebut diambil juara satu sampai dengan tiga, dan pangkalan yang paling banyak mendapatkan juara dinobatkan sebagai juara umum. Selain mendapatkan piala tetap dan sertifikat, juara umum mendapatkan piala bergilir Rektor UNS. Predikat juara umum tahun ini dipegang oleh SMA Sakti Gemolong, Sragen.
Pada Sabtu malam, sesi upacara api unggun sempat terhambat oleh cuaca. Acara yang sedianya akan dilakukan di stadion dipindah ke gedung olah raga (GOR) UNS. Karena berada di dalam ruangan, tentu saja tidak menggunakan api alami. Tak kehabisan kreatifitas, panitia menggunakan api fantasi sebagai alternatif. Terbuat dari kertas berwarna-warni yang dihembuskan menggunakan blower serta disoroti dengan lampu pijar, api alami tersebut terlihat seperti api sungguhan. Sehingga acara tetap berjalan lancar. [dodok.red.uns.ac.id]