UNS Gelar Festival Tradisional Jawa

UNS menggelar Festival Tradisional Jawa di Gedung Auditorium UNS, Rabu (10/04/2013). Festival ini diikuti oleh 19 kelompok dengan 16 kelompok dari Sekolah Dasar (SD), 2 Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan 1 sanggar kesenian berasal dari Karanganyar, Sukoharjo, Wonogiri, Solo, dan Blitar.
Ketua Jurusan Sastra Daerah Drs. Sudjono mengungkapkan bahwa diselenggara-kannya festival ini dilatarbelakangi oleh kekhawatiran akan kondisi dolanan anak-anak sekarang yang semakin menghilang. “Melihat situasi dan kondisi bahwa permainan dolanan anak-anak sangat mengkhawatirkan. Karena anak-anak sekarang ini banyak yang melupakan bahkan tidak tahu persis bagaimana melakukan permainan ini,” ujar dia ketika ditemui di sela-sela acara.
Sudjono mencontohkan, anak-anak sudah tidak mengenal lagi bagaimana cara memainkan gobak sodor, nyanyian Cublak-Cublak Suweng, dan bagaimana memainkan dakon. Anak-anak lebih cenderung familiar dengan permainan dari luar. “Padahal, permainan dari dunia luar itu sifatnya individualistis. Kalau permainan tradisional kita justru membentuk suatu kesetiakawanan, relasi diantara teman, kejujuran, dan kebersamaan,” tandasnya.
Senada dengan itu, dosen Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) Drs. Suparjo, M.Hum menambahkan bahwa festival ini bertujuan untuk menanamkan budi pekerti yang luhur pada usia dini. “Diharapkan ke depan akan memberikan hasil pada jiwa dan watak anak apabila suatu saat menjadi seorang pemimpin, seseorang yang mempunyai kedudukan di masyarakat. Menjadi orang yang unggul dalam ilmu pengetahuan dalam berpikir, kualitasnya unggul tetapi tetap bermartabat dan berbudaya,” tegas dosen Sastra Daerah UNS itu.
Saat ini permainan tradisional terdapat 48 jenis. Permainan tersebut dikategorikan menjadi 3 jenis, yaitu gerak dan lagu, keterampilan teknis, dan intelegensia. Festival yang diselenggarakan oleh UNS kali ini termasuk ke dalam kategori gerak dan lagu. Untuk kategori ini, sebagian besar masih ditampilkan sehingga masih diketahui. Rencana ke depan, UNS tidak hanya mengadakan festival dalam bentuk gerak dan tari melainkan juga diberi kesempatan untuk berfestival di bidang penciptaan. [red-uns.ac.id]