Generasi Kedua Semar-T Segera Lahir
Sebagai salah satu perguruan tinggi negeri (PTN) yang terpilih dalam 5 PTN yang tergabung dalam tim pengembangan mobil listrik, Universitas Sebelas Maret (UNS) terus berinovasi mengembangkan mobil listrik Sebelas Maret Technology (Semar-T) miliknya. Kini, Semar-T telah memasuki generasi kedua dengan kecepatan mencapai 80 km/jam. Kecepatan itu meningkat seratus persen dari generasi sebelumnya yang hanya mencapai 40 km/jam.
Koordinator Molinas UNS Prof. Muhammad Nizam, MT. Ph.D, mengatakan, untuk pengembangan generasi kedua, teknologi bodi yang semula menggunakan hand lay up diubah menjadi teknologi vacum yang lebih tipis dan kuat. Pihaknya juga telah menyiapkan desain prototipe, chasis hingga desain interior Semar-T.
Dia menjelaskan, untuk pengembangan mobil listrik, setiap PTN memiliki road map yang berbeda. UNS sendiri mengembangkan bodi ringan dan kuat dengan memasukkan unsur komposit. “Bahan baku komposit mudah didapatkan dan kuat. Selain itu, motor kontrol, sistem sensor, sistem AC, utility atau support management spserti sistem navigator dan entertainment, hingga body and integrated interior system juga turut kami kembangkan,” terang Nizam kepada wartawan di gedung Rektorat beberapa waktu silam.
Kapasitas mobil dengan model city car itu menjadi lebih besar dengan memadukan teknologi yang lebih bagus pula daripada sebelumnya. Daya baterai meningkat menjadi 10 Kilowatt (KW) dari semula hanya 3 KW. Ke depan, daya baterai akan terus ditingkatkan hingga mencapai 20 KW sehingga daya mobil lebih kuat.
Untuk itu, lanjut Nizam, pihaknya terus berupaya melakukan riset terhadap baterai. Pasalnya, bahan-bahan baterai seperti Lithium sulit didapat di Indonesia sehingga harus impor. Dengan begitu, dari hasil riset nanti diharapkan UNS bisa membuat baterai secara mandiri.
Nizam menambahkan, mobil listrik UNS sejauh ini sudah diujicobakan di jalan aspal di lingkungan kampus. Untuk pengembangan mobil listrik ini, Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) telah mengucurkan dana Rp 5 miliar. Jumlah itu ditambah lagi dari anggaran Pendapatan Negara Bukan Pajak (PNBP) UNS senilai Rp 500 juta. “Saya berharap pemerintah pusat dapat mendukung an men-support kegiatan pengembangan mobil listrik, baik secara regulasi maupun financial,” pungkasnya. [red.uns.ac.id]