Pembelajaran “Berbasis Kisah” Efektif Tanamkan Nilai Moral
Pembelajaran nilai moral berbasis kisah terbukti efektif mampu menanamkan nilai moral kepada para siswa di kelas. Kisah yang menarik membuat siswa lebih perhatian dan fokus dalam pembelajaran. Dengan begitu, siswa terdorong untuk menerapkan pesan moral dari kisah-kisah yang mereka dapatkan di kelas.
Demikian ungkap Subur, dosen Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Purwokerto, saat ditemui wartawan usai sidang senat terbuka ujian disertasinya di kampus Universitas Sebelas Maret (UNS), Kamis (5/9). Subur dalam disertasinya meneliti model pembelajaran di Madrasah Aliyah (MA) di Kabupaten Banyumas.
Menurutnya, pembelajaran berbasis kisah memang lebih menarik. Guru pun tertarik dengan model kisah karena suasana pembelajaran di kelas menjadi lebih hidup dan tidak jenuh.
Subur memaparkan bahwa ada beberapa faktor yang mendukung efektivitas pembelajaran berbasis kisah di kelas, seperti: kkisah lebih historis dan empiris, sesuai realitas, memeiliki dasar sosiologis, dan mampu memvisualisasikan perilaku-perilaku yang sarat nilai moral. “Selain itu, pembelajaran berbasis kisah juga dapat mendorong motivasi, memberikan sugesti, serta menyentuh emosi jiwa,” kata dia.
Merunut pada temuannya itu, Subur merekomendasikan agar MA menggunakan model pembelajaran berbasis kisah. Guru pun dituntut untuk bisa mengembangkan pembelajaran berbasis kisah sehingga kisah lebih variatif dan menarik. Kendati demikian, Subur menandaskan, muatan nilai moral tetap menjadi poin utama dalam model pembelajaran berbasis kisah.
Atas temuannya itu Subur dianugerahi Doktor Ilmu Pendidikan dari UNS. Dia berhasil mempertahankan disertasinya berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Nilai Moral berbasis Kisah pada Siswa Madrasah Aliyah di Kabupaten Banyumas. Subur lulus dengan nilai 3,70.[red-uns.ac.id]