Mahasiswa FSSR Pelajari Preservasi Naskah Kuno

Sejumlah mahasiswa program studi (prodi) Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) Universitas Sebelas Maret (UNS) mendapatkan pembekalan perihal preservasi (perawatan) naskah kuno pada Rabu (2/10) di laboratorium Filologi kampus setempat. Pembekalan itu dinilai penting karena ke depan mereka akan sering berhubungan dengan naskah-naskah kuno.

Ketua jurusan Sastra Daerah FSSR UNS Supardjo mengungkapkan, keterampilan preservasi naskah kuno sangat diperlukan bagi mahasiswa Sastra Daerah khususnya konsentrasi Filologi. Sebab, dalam preservasi naskah kuno harus minim kesalahan. Maka itu, mahasiswa dituntut harus benar-benar menguasai teknik preservasi naskah kuno.

Supardjo menerangkan, prosesi preservasi dimulai dengan mengeluarkan naskah kuno berupa lontar dari tempat penyimpanannya berupa kotak kayu. Naskah-naskah lalu ditata berjajar. Untuk menghilangkan debu yang menempel pada naskah, naskah digosok perlahan menggunakan kain halus atau tisu. Gosokan harus dilakukan searah. Dengan demikian, pengutik naskah pada lontar tidak rusak.

Setelah dibersihkan, naskah disterilisasi menggunakan alkohol berkadar 80 – 90 persen. Tekniknya dengan menggosok permukaan naskah dengan kain lembut yang telah dibasahi alkohol. Alkohol diperlukan untuk membunuh jamur dan kuman di permukaan maskah.

Naskah lantas dijajar menggunakan tali kenur. Selanjutnya, naskah diolesi minyak serai dan minyak kemiri. Kedua minyak itu, selain membersihkan dan mengawetkan naskah, mampu mempertegas goresan pengutik pada naskah lontar. Prosesi preservasi pun selesai. Setelah kering, naskah kembali ditata di dalam kotak kayu.

Untuk menyimpan naskah lontar, lanjut Supardjo, tidak diperlukan ruangan ber-AC. Ruangan ber-AC justru memicu tumbuhnya jamur pada naskah. “Cukup disimpan di ruang biasa tapi setiap tiga bulan sekali diangin-anginkan agar lebih awet,” ujarnya.

Supardjo menambahkan, pihaknya juga membuka kesempatan kepada masyarakat luas yang ingin mempresrvasi naskah kuno miliknya di prodi Sastra Daerah. “Kita siap membantu jika ada masyarakat yang ingin merawat naskah kuno miliknya, yang mungkin berupa kekancingan atau semacam surat berharga yang ditulis di atas daun lontar, kayu maupun bambu,” imbuhnya.[red-uns.ac.id]