Literasi Keuangan Masyarakat Masih Minim

Pengetahuan masyarakat Indonesia tentang keuangan atau literasi keuangan masih minim. Untuk itu, perlu upaya untuk memperkenalkan pengetahuan keuangan kepada masyarakat dengan melibatkan perguruan tinggi (PT) melalui program Kuliah Kerja Nyata (KKN) Tematik.

Demikian ungkap Ketua Dewan Komisioner Otoritas Jasa Keuangan (OJK) Muliaman Hadad usai menandatangani nota kesepakatan (MoU) antara OJK dengan Universitas Sebelas Maret (UNS) dalam Seminar Nasional dan Silaturahmi Ekonomi Islam bertajuk Peran Ekonomi Islam dalam Menghadapi Krisis Keuangan Dunia, Selasa (26/11), di The Sunan Hotel, Solo.

Muliaman berkata bahwa dirinya sedang berpikir untuk membuat program KKN Tematik. Dalam program tersebut, mahasiswa peserta KKN akan memberikan pengetahuan mengenai lembaga keuangan kepada masyarakat. Dengan begtu, KKN tidak sekadar bersih-bersih jembatan tetapi juga membantu pemberdayaan keuangan masyarakat.

“Bila perlu dirikan lembaga keuangan mikro di tempat itu. Setelah selesai, masyarakat jadi lebih tahu peran keuangan mikro. Apapun bentuknya, bisa kita carikan entah dalam bentuk koperasi atau lembaga keuangan mikro sehingga bisa terbangun basis keuangan di setiap daerah,” tutur Muliaman.

Menurut Muliaman, program KKN Tematik tentang keuangan ini bisa mendekatkan akses masyarakat kepada industri keuangan sekaligus mengentaskan kemiskinan sebagaimana dilakukan di negara-negara di Afrika. “Yang sulit itu saat membuka akses dan masyarakat jauh dari industri keuangan. Selain itu, industri keuangan harus akomodatif dan melibatkan potensi yang berkembang. Mereka harus kenalkan produk yang sesuai dengan kebutuhan dan harga terjangkau misalnya asuransi mikro,” ujarnya.

Sementara, Rektor UNS Ravik Karsidi berujar bahwa pihaknya berharap materi KKN Tematik bisa diimplementasikan tahun 2014. “Tiap tahun ada sekitar 4.500 mahasiswa satu angkatan akan KKN selama dua bulan. Mudah-mudahan (materi OJK) bisa diterapkan tahun depan,” tuturnya. [red-uns.ac.id]