Bahasa Jadi Kendala Studi ke Luar Negeri

Kemampuan berbahasa asing menjadi kendala utama gagalnya mahasiswa Indonesia untuk belajar ke luar negeri. Seperti yang terjadi pada seleksi studi di Kokushikan University yang digelar di Universitas Sebelas Maret (UNS) belum lama ini. Dari 18 peserta seleksi, hanya 3 yang dinyatakan memenuhi persyaratan.

“Kebanyakan yang tidak memenuhi syarat lebih karena penguasaan bahasa Jepang,” kata Kepala International Office UNS Taufiq Al Makmun saat ditemui di Rektorat, Selasa (3/9).

Taufiq menuturkan, peminat untuk mengikuti seleksi studi lanjut di Kokushikan University tergolong tinggi. Namun, sebagian besar dari mereka justru mengundurkan diri saat diminta mengisi formulir berbahasa Jepang dengan huruf Kanji. “Saat diminta mengisi formulir dengan huruf Kanji ternyata banyak yang mundur teratur. Memang kalau tidak bisa berbahasa Jepang dan memahami huruf Kanji akan sulit survive di sana. Karena hampir semua papan nama menggunakan huruf Kanji dan banyak masyarakatnya yang tidak bisa berbahasa Inggris,” tuturnya.

Untuk mengatasi hal itu, lanjut Taufiq, pihaknya akan bekerja sama dengan mahasiswa Jepang yang studi di UNS untuk memberikan pelatihan bahasa Jepang dan huruf Kanji kepada para peminat studi lanjut di Kokushikan University.

Dia mengimbuhkan, studi lanjut di Kokushikan University merupakan tindak lanjut kerja sama UNS dengan Kokushikan University beberapa waktu silam. Dirinya menargetkan, setidaknya tahun depan ada 20 mahasiswa yang lolos dan bisa melanjutkan studi di Kokushikan University.

Sementara, perwakilan sekaligus Guru Besar Emiritus Kokushikan University Masakatzu Tozu mengungkapkan, biaya pendidikan di Kokushikan University bisa dikatakan terjangkau. Tozu menyebutkan, untuk research student atau penelitian mahasiswa hanya menelan dana sekitar 160.000 Yen atau sekitar Rp 16 juta.

Padahal, biaya pendidikan serupa di perguruan tinggi lain mencapai 500.000 – 600.000 Yen. Biaya pendidikan di Kokushikan University di tahun pertama mencapai sekitar 95.000 Yen dan pada tahun kedua 65.000 Yen. Mahasiswa berpeluang mendapatkan beasiswa pada tahun kedua studinya di Jepang.[red-uns.ac.id]