Apresiasi Anies untuk Bahtiar
Mendapatkan apresiasi dari idola tak pernah Bahtiar bayangkan sebelumnya. Pria yang sehari-hari bertugas sebagai Staff Media Relations di kantor Humas dan Kerjasama Universitas Sebelas Maret (UNS) ini mengaku sangat senang saat sang idola, Anies Baswedan, menyatakan apresiasi kepadanya dalam akun twitter Anies.
Anies Baswedan me-retweet posting foto Bahtiar dengan dirinya yang diunggah oleh seorang jurnalis melalui akun Twitter-nya @aniesbaswedan dan menulis “Beliau benar2 aset bagi UNS”. “Saya memang mengidolakan Anies Baswedan. Dia seorang tokoh nasional bahkan cendekiawan muda dunia. Dia sangat dekat degan mitra kerjanya. Saya sangat senang Pak Anies menyebut saya di Twitter,” kata Bahtiar.
Pria kelahiran Makasar, 7 Juli 1958 itu berkisah bahwa foto dirinya dan Anies adalah foto saat jumpa pers dengan Anies Baswedan sebagai pembicara seminar Himpunan Indonesia untuk Pengembangan Ilmu-Ilmu Sosial (HIPIIS) di UNS, Oktober silam., yang diambil secara tidak sengaja. Bahkan, Bahtiar tak tahu jika foto itu diunggah ke Twitter.
Petualangan Bahtiar malang melintang di dunia kehumasan dimulai dari kebingungannya saat pertama kali menjabat Humas UNS pada tahun 2005. Sebelumnya, ia menjabat sebagai humas Lembaga Penelitian dan Pengabdian kepada Masyarakat (LPPM) UNS pada 2003.
Di tengah kebingungannya, Bahtiar memutuskan untuk mempelajari bidang humas secara otodidak. Ia lalu membeli buku-buku di pasar loak untuk belajar tentang Humas. Media, akademisi, rekan pun menjadi empat Bahtiar menimba ilmu kehumasan, “Ditempatkan di humas rodo bingung. Lalu, saya putuskan untuk belajar otodidak, 3M yaitu Melihat, Mendengar, Meniru. Itu konsep utama saya,” kata dia.
“Belajar di lapangan adalah hal yang utama,” kata Bahtiar. Demikian pula dengan bidang yang digelutinya membuat ia kerap berhubungan dengan banyak awak media baik cetak, elektronik, maupun online. Dari pengalaman itulah lantas Bahtiar belajar mengenai karakter setiap awak media yang dijumpainya. “Tugas saya melayani teman-teman media. Mereka mitra kerja saya. Jadi untuk mendekatkan diri dengan mereka saya melakukan pendekatan persuasif, heart to heart,” tuturnya.
Saat bekerja, dirinya selalu berprinsip, melayani dengan hati. Bahtiar tak pernah keberatan untuk dimintai bantuan oleh awak media kapanpun dan dimanapun. Saat para awak membutuhkan contact person seorang ahli atau pakar untuk dijadikan narasumber, saat wartawan butuh dihubungkan dengan dengan narasumber di setiap acara UNS, di situ lah Bahtiar memegang peranan penting.
DKP atau Di bawah Komando Pers, begitu Bahtiar menyebut dirinya saat didaulat untuk melayani awak media. “Selaku staff media relations saya selalu ingin memberikan dan membantu teman-teman media. Kadangkala ada yang minta bantuan lewat SMS atau telepon. JIka tidak terlayani, saya malah bingung. Saya jadi merasa berhutang,” ujarnya. Dengan prinsip itulah dia bangun kedekatan dengan para awak media yang dijumpainya. Tak salah jika kini Bahtiar begitu disegani para awak media di Solo.[red-uns.ac.id]