380 Naskah Kuno Bakal Diubah Jadi E-Naskah
Sebanyak 380 naskah kuno koleksi Museum Radya Pustaka yang berupa naskah tulisan tangan atau handscript bakal diubah bentuk menjadi digital atau e-naskah. Digitalisasi ini bakal melibatkan 7 filolog jurusan Sastra Daerah Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) Universitas Sebelas Maret (UNS), Desain Komunikasi Visual (DKV), dan fotografer.
Ketua Jurusan Sastra Daerah FSSR UNS Supardjo mengatakan, handscript menjadi prioritas utama rencana digitalisasi naskah kuno. Sebab, dirnya khawatir jika handscript tersebut tidak segera diubah ke dalam bentuk digital, naskah akan rusak mengingat kondisinya yang sangat rapuh. “Betul-betul tejs ditulis tangan. Bukan naskah yang terbitan atau cetak meski itu termasuk buku langka,” kata Supardjo, Jumat (1/10).
Digitalisasi naskah kuno, terang Supardjo, diawali dengan memotret naskah dengan kamera khusus lembar demi lembar tanpa menggunakan flash. Pada tahap ini kualitas kamera menentukan hasil gambar yang diperoleh. Kamera yang terlalu tajam akan mengakibatkan naskha yang berada dibaliknya akan ikut terpotret. “Bisa juga antara huruf dan kotoran itu tidak jelas. Jadi susah membacanya,” terangnya.
Lalu, gambar hasil pemotretan dalam bentuk RAW ini diolah lagi menjadi gambar dalam bentuk TIFT lantas JPEG. Untuk menjadi e-naskah, fle dalam bentuk JPEG tadi lantas dikonversi lagi menjadi format PDF. Naskah dalam bentuk PDF inilah yang akan diunggah ke server sehingga masyarakat bisa mengaksesnya. Dengan demikian, untuk mempelajari naskah kuno tidak lagi langsung mengakses naskah otentik sehingga naskah tidak mudah rusak.
Kendati mengubah format ke dalam bentuk digital, Supardjo menandaskan tetap harus menjaga keaslian dan kebenaran teks. “Pelestarian naskah bisa dialihaksaarakan ke aksara Latin. Bahkan diterjemahkan ke bahasa Indonesia, bahasa Inggris, dan lainnya. Nanun, harus tetap menjaga keaslian dan kebenaran teks. Karena setiap pujangga memiliki gayanya sendiri dalam menulis. Gaya ini menunjukkan asal-usul naskah, pengarang bahkan umur naskah,” tandasnya.
Naskah-naskah kuno tersebut memiliki isi yang beragam mulai dari sejarah, arsitektur, hukum, obat-obatan, pranata mangsa, dan sebagainya. Selain digitalisasi, proses lain juga akan dilakukan seperti pembersihan naskah dari debu dan kotoran, strelisasi dari hama dan jamur serta menyimpannya di dalam ruang penyimpanan khusus dalam suhu tertentu. [red-uns.ac.id]