Prans Water Filter Tingkatkan Kualitas Air Minum

Prans Water Filter hasil inovasi Pranoto berhasil meningkatkan kualitas air minum perkotaan. Alat dengan komponen utama adsorben alofan vulkanik itu mampu menyerap logam berat yang terkandung di dalam air, seperti besi (Fe), tembaga (Cu), cadmium (Cd), kromium (Cr), mangan (Mn), timbal (Pb).

Hal yang menginspirasinya untuk membuat Prans Water Filter berasal dari pengalamannya semasa kecil. “Waktu kecil saya sering dikeramasi kakak saya menggunakan tanah liat. Selain itu tanah liat juga sering dipakai untuk memasak daun papaya supaya tidak pahit. Dan ternyata hasilnya juga bersih dan bagus. Dari sini saya berpikiran untuk mengkaji tanah liat sebagai penyaring air di perkotaan,” ujar Pranoto kepada wartawan, Rabu (31/7), di ruang Humas Universitas Sebelas Maret (UNS).

Dari sana, mulai 2004, ia meneliti adsorben alofan vulkanik atau yang biasa disebut tanah liat vulkanik untuk digunakan sebagai filter air. Penelitiannya yang pertama menggunakan tanah liat vulkanik gunung Lawu. Kemudian pada 2011, dosen Program Studi (Prodi) Kimia Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam (FMIPA) UNS itu mengembangkan sampel tanah vulkaniknya dengan mengambil sampel dari tujuh gunung di Jawa. Ketujuh gunung itu ialah Gunung Galunggung, Papandayan, Slamet, Sindoro-Sumbing, Lawu, Arjuna, dan Wilis.

Sebelum digunakan, tanah liat vulkanik yang akan digunakan untuk menyaring air perlu dipanaskan terlebih dahulu hingga mengeras dan memerah seperti genteng. Setelah itu, tanah liat tersebut dapat ditempatkan dalam wadah instalasi yang terhubung. Ada tiga wadah yang masing-masing berisi ijuk, tanah liat vulkanik, dan tempurung kelapa yang dibakar. Masing-masing komponen berfungsi sebagai penyaring logam berat pengubah ion, dan karbon aktif. Dalam waktu satu menit, Prans Water Filter mampu memurnikan satu liter air.

Pranoto tidak hanya membuat model besar untuk alat penyaring airnya. Ia juga membuat model yang lebih simple dan portabel. Pada model yang portabel, ketiga komponen disatukan dalam satu alat sederhana yang menyerupai saringan kran. Sehingga alat tersebut dapat dipasang langsung pada kran air. Dengan demikian, air baku yang bersumber dari PDAM ataupun air sumur dapat langsung diminum oleh penggunanya. Sayangnya, alat tersebut saat ini hanya mampu menetralkan 20 liter air per hari.

“Untuk alat yang simpel biaya produksinya kurang dari Rp 50.000 dan tidak perlu diganti-ganti. Perawatannya pun sangat mudah cukup dibersihkan dengan air hangat lalu dipasang lagi. Meski alat ini murah namun kualitasnya tidak kalah dengan penyaring air mahal buatan pabrik,” ungkap dia.

Selain mampu menyerap logam berat, alat itu dapat membunuh bakteri E-Coli yang terkandung di dalam air. Saat ini, Pranoto dalam proses mengajukan paten untuk Prans Water Filter melalui Dikti. Atas karyanya dengan Tesis berjudul Pemanfaatan Adsorben Alofan Vulkanik Jawa Teraktivasi sebagai Penyerap Logam Berat, ia berhasil menjadi doktor ke-82 UNS.[red-uns.ac.id]