Kewirausahaan Belum Meningkatkan Soft Skill
Mata kuliah kewirausahaan yang ada di perguruan tinggi belum dapat meningkatkan soft skill mahasiswa. Sebab, kurikulum kewirausahaan yang digunakan belum mengakomodasi materi pendidikan kecakapan hidup secara proporsional.
Demikian ungkap Hera Heru Sri Suryani, doktor lulusan Pascasarjana Universitas Sebelas Maret (UNS) ke-80 saat mempertahankan disertasinya berjudul Pengembangan Model Pembelajaran Kewirausahaan Berbasis Problem Based Learning (PBL) untuk Meningkatkan Life Skills Mahasiswa FKIP dalam sidang senat terbuka, Rabu (24/7), di gedung Rektorat kampus setempat.
“Kurikulum kewirausahaan yang dipakai pada program studi belum mengakomodir materi pendidikan kecakapann hidup secara proporsional. Kompetensi dasar yang dalam Rancangan Pelaksanaan Kegiatan Program Semester belum menunjukkan aspek kecakapan hidup secara nyata,” kata Hera.
Hera berpendapat, metode pembelajaran, seperti: ceramah, tanya jawab, dan diskusi dalam kelas belum berhasil meningkatkan kemampuan mahasiswa dalam mengatasi masalah. Hal itu berdampak pada rendahnya kualitas soft skill di kalangan mahasiswa.
Faktor lain yang menyebabkan rendahnya kualitas soft skill mahasiswa, lanjut Hera, adalah ketiadaan kurikulum mengenai pendidikan kecakapan hidup. Dengan begitu, materi kecakapan hidup yang diajarkan kepada mahasiswa sekadar diintegrasikan ke dalam mata kuliah.
Kendati demikian, kenyataan di lapangan ditemukan para dosen enggan untuk mengintegrasikan materi kecakapan hidup ke dalam materi kuliah. Pasalnya, implementasi pengintegrasian tersebut membutuhkan waktu yang lebih panjang serta sarana pembelajaran yang bervariasi.
Dengan paparannya itu Hera lulus dengan nilai 3,72 atau dengan predikat sangat memuaskan.[red-uns.ac.id]