Harley Electric, Si Bodi Besar Ramah Lingkungan

Program Studi D-3 Teknik Mesin Universitas Sebelas Maret (UNS) meluncurkan motor listrik Harley Electric. Motor zero emission dengan desain menyerupai Harley Davidson (HD) ini berkapasitas 7 horse power (HP) atau setara dengan 5.000 Watt dengan daya jelajah mencapai 100 Km untuk sekali pengisian (charge).

Ide pembuatan Harley Electric berawal dari kendala umur baterai saat membangun mobil  listrik nasional (molina) oleh lima perguruan tinggi di Indonesia. Kapasitas baterai mulai dari pengisian hingga penggunaan dinilai sedikit atau lemah.

Apalagi, tren penggunaan motor sebagai pendukung mobilitas cenderung meningkat dibanding dengan mobil. Hal itu juga ditambah peluang naik kembali harga BBM pascakenaikannya belum lama ini.

“Lalu, kita mengambil ide bagaimana kalau kita membuat kendaraan jenis motor besar. Selain, bisa dipakai sebagai kendaraan bermotor untuk kebutuhan sehari-hari. Daya jelajah motor ini lebih jauh daripada motor listrik yang ada,” kata Sukmaji Indro Cahyono, dosen pembimbing, Rabu (3/7).

Ide itu lalu dieksekusi oleh keenam mahasiswanya, antara lain: Roni Wahyu Saputro, Endra Dwi Purnomo, Dwi Rahmad, Wahyu Andre Nur Cholis, Teguh Widiyanto, dan Nursila Aminuddin sebagai tugas akhir.

Motor dengan single seat ini ditanam teknologi kontrol daya baterai yang mampu menyesuaikan kecepatan dengan daya yang dimilikinya. Selain itu, indikator kapasitas baterai juga bisa dilihat pengguna dengan nyala lampu berwarna merah, kuning, hijau yang dipasang di dekat stang motor.

“Jadi misal di tengah jalan baterai habis, kita tidak langsung berhenti. Tapi, motor berjalan pelan dengan kecepatan 20 km/jam. Untuk memperpanjang umur baterai maka harus di charge lagi,” kata Sukmaji. Harley Electric memerlukan setidaknya 6 jam untuk masa pengisian baterai dari kosong hingga penuh.

Body Harley Electric sengaja didesain besar. Body itu digunakan untuk menyimpan 4 buah baterai kering.Baterai-baterai itu akan menggerakan motor listrik dengan kekuatan 7 tenaga kuda (HP) atau setara dengan 5.000 Watt yang dibelinya dari China seharga Rp 13,5 juta.

“Sebenarnya harganya sekitar 8 jutaan. Tapi, sampai di sini mungkin karena pajak dan sebagainya jadi 13,5 juta. Kapasitas motor ini setara dengan 115 cc untuk ukuran motor bensin,” kata Ketua Prodi D-3 Teknik Mesin Heru Sukanto.

Heru mengakui, motor buatan mahasiswanya ini masih ada beberapa yang perlu diperbaiki. “Kita akan tetap terus kembangkan sehingga performa motor listrik ini bisa menyamai performa sepeda motor bensin,” aku Heru. [red-uns.ac.id]