UNS Gandeng UUM Dorong Publikasi Internasional
Universitas Sebelas Maret (UNS) gandeng Universiti Utara Malaysia untuk tingkatkan publikasi internasional. Selama ini, hanya ada belasan jurnal Indonesia yang terindeks SCOPUS sehingga harus didorong agar mampu bersaing dengan negara lain.
Kepala Institut Javanologi UNS Prof. Sahid Teguh Widodo, S.S., M.Hum., Ph.D. mengatakan, Malaysia memiliki sangat banyak jurnal yang terindeks SCOPUS. Untuk itu pihaknya menggandeng UUM untuk kolaborasi meningkatkan publikasi internasional UNS.
Di UUM, menurut Sahid, penerbitan jurnal berlangsung sangat disiplin. Berkat riset-riset yang dilakukannya, UUM telah berulang kali menerima penghargaan tingkat internasional dari pelbagai negara, seperti: London, Jenewa, dan Seoul.
Kerjasama UNS dan UUM itu sekaligus menjadi upaya UNS untuk merevitalisasi kerjasama yang selama ini tidur. Bentuk kerjasama dilakukan dengan kolaborasi riset internasional, pertukaran mahasiswa, atau bentuk kerjasama lain. “UNS berkeinginan perbanyak publikasi internasional.Rencananya bakal ada penulisan jurnal internasional bersama,” kata Sahid saat ditemui di kampus Fakultas Sastra dan Seni Rupa (FSSR) UNS, Rabu (26/2).
Pada kesempatan yang sama, hadir juga Ketua Penyelaras Unit Bahasa Melayu UUM Prof. Madya Dr. Nuraini Yusoff. Ia menyambut baik rencana kolaborasi riset UNS dengan UUM. Ia berujar bahwa banyak dosen UNS yang melanjutkan studi Doktoral di UUM. Terhitung sejak tahun 2006 ada sekitar 21 dosen UNS studi di UUM dan beberapa di antara mereka telah lulus bahkan meraih jabatan guru besar.
“UNS begitu dekat di hati UUM. Rencananya sebelum 11 Maret, research group FSSR UNS akan kirimkan draft proposal ke UUM. Lalu, segera kami cari pakar-pakar untuk digandengkan dengan peneliti UNS, tutur Nuraini.
Nuraini juga bercerita tentang bagaimana UUM selama ini menyelenggarakan publikasi jurnalnya. Di UUM, pihaknya memberlakukan sistim insentive dan punishment dengan aturan bahwa setiap riset yang dibiayai UUM, peneliti wajib menggelar seminar, menulis buku, dan menerbitkan jurnal hasil penelitiannya. “Kalau tidak menerbitkan, dipotong gaji,” tutur perempuan berjibab ini. [red-uns.ac.id]