Samudra Generasi II Raih Runner UP di SEM Asia 2014

Mobil Samudra Generasi II buatan tim Bengawan Universitas Sebelas Maret (UNS) meraih Runner Up (juara II) kategori Gasoline Urban Concept pada kompetisi mobil hemat bahan bakar Shell Eco-Marathon (SEM) Asia 2014 yang diadakan di Luneta Park, Manila, Filipina, 6-9 Februari 2014. Mobil ini mengalahkan tim dari Negara Pakistan, India, Filipina, dan Qatar.

“Empat mobil kategori Gasoline Urban Concept yang berhasil mencapai finish semuanya berasal dari Indonesia. Berturut-turut yakni Universitas Indonesia (UI), UNS, Politeknik Negeri Jakarta, dan Politeknik Negeri Pontianak. Capaian hingga garis finish juga menjadi pertimbangan selain penilaian utama yakni hemat konsumsi bahan bakar minyak (BBM) jenis bensin,” ujar anggota tim Bengawan, M. Khairul Bahtiar.

Samudra Generasi II berhasil mencapai garis finish dua kali dari lima kali kesempatan race. Setiap race, mobil yang dilombakan hanya diberi waktu 29 menit dengan 10 lap per race.Bahtiar menceritakan, pada hari pertama, Samudra Generasi II gagal lolos technical inspection untuk memeriksa kelayakan kendaraan.Pada hari kedua, bagian safety pump Samudra Generasi II sempat mengalami masalah.Akan tetapi, masalah itu akhirnya dapat diatasi dan dapat lolos technical inspection.

Kekalahan Samudra Generasi II dari tim UI disebabkan perbedaan kemampuan daya tempuh. Samudra Generasi II  mempunyai daya tempuh 82,8 kilometer per liter bensin dengan kecepatan rata-rata 30-40 kilometer per jam. Sedangkan daya tempuh mobil milik tim UI mencapai 301 kilometer per liter.

Mahasiswa jurusan Teknik Mesin Fakultas Teknik ini mengakui, daya tempuh Samudra Generasi II di SEM Asia 2014 masih jauh dari harapan. Sebelumnya, mobil Samudra Generasi II mempunyai daya tempuh 135,8 kilometer per liter bensin pada kompetisi Energy Marathon Challenge (IEMC) 2013 yang diadakan di Kenjeran, Surabaya (15-17 November 2013). Tim Bengawan pun sempat menargetkan untuk meningkatkan daya tempuh Samudra Generasi II hingga mencapai 150 kilometer per liter.

Keterbatasan kemampuan mobil Samudra Generasi II diantaranya terkendala oleh bobot kendaraan yang masih cukup berat dan kebocoran rem piston. “Bobotnya masih cukup berat, yakni total 160 kilogram dengan kapasitas mesin 80 cc. Sebelumnya di IEMC berat kendaraan sama 160 kilogram tapi kapasitas mesin 100 cc. Selain itu kebocoran rem piston juga berpengaruh,” tuturnya.

Kemampuan Samudra Generasi II selain dipengaruhi kendala mobilnya sendiri, Samudra Generasi II juga dipengaruhi oleh kondisi sirkuit. Jalan di sirkuit cukup sempit sebab tidak ada pembatasan mobil peserta yang turun di race, tidak boleh menyalip mobil lain di tikungan, dan lintasan yang sedikit bergelombang. Ditambah pula dengan adanya pemberhentian di lap selama dua detik.Menurut Driver Samudra Generasi II, Welly Nopi Healtanto, hal itu menyebabkan adanya pembuangan bahan bakar.

Ke depan, tim Bengawan berencana mengembangkan kembali mobil Samudra Generasi II. Uang sejumlah 1.000 dollar Amerika yang diperoleh dari kompetisi mobil hemat BBM yang diikuti 129 negara di Asia itu akan digunakan untuk keperluan tersebut. Diharapkan, dengan uang sebanyak itu, body mobil Samudra Generasi II dapat dibuat dengan menggunakan teknologi yang canggih.Sebab, sebelumnya pembuatan body mobil dari bahan komposit fiber glass hanya dilakukan di bengkel lokal.

Senada dengan hal itu, Pembantu Rektor III UNS, Dwi Tiyanto, SU, menyebutkan siap untuk membantu pengembangan Samudra Generasi II dan memberikan penghargaan kepada tim Bengawan. “Kemarin kan body masih dikerjakan disini. Nanti diusahakan di buat di Jakarta jadi akan lebih ringan. Karena body masih berat,” ungkapnya.    [red-uns.ac.id]