FRI Upayakan Pendidikan Politik untuk Masyarakat

Forum Rektor Indonesia (FRI) terus berupaya melakukan pendidikan politik untuk masyarakat agar dihasilkan masyarakat sebagai pemilih cerdas pada Pemilu bulan April mendatang. Upaya ini menjadi bentuk pengabdian kalangan akademika perguruan tinggi kepada masyaraka .

“Pemilih nanti memilih presidennya bukan karena orang itu populer atau elektabiltasnya tinggi, melainkan program kerjanya. Program kerja yang ia buat itulah yang membuat elektabilitasnya naik. Bukan karena orangnya dikenal lebih dulu,” kata Laode Masihu Kamaluddin, mantan Ketua FRI, saat ditemui di sela-sela Konvensi Kampus X dan Temu Tahunan XVI FRI di Universitas Sebelas Maret (UNS), Surakarta, Kamis (30/1).

Rektor Universitas Islam Sultan Agung (Unissula) itu berkata bahwa  upaya pendidikan politik untuk masyarakat selama ini telah dilakukan dengan blusukan untuk mendapatkan rumusan-rumusan program kerja para kandidat calon presiden (capres). Hasil blusukan itu lalu dibawa ke dalam rapat FRI untuk dikaji.Selain itu, FRI juga melakukan polling kepada masyarakat terkait program kerja para kandidat tersebut.“Ini yang akan diteruskan Pak Ravik dalam kepemimpinannya karena ini yang harus di-carry terus-menerus,” kata Laode.

Sementara, Ketua FRI 2014 Ravik Karsidi, mengungkapkan, dirinya siap melanjutkan estafet kepemimpinan dari Laode untuk mengawal tahun politik. Ravik telah menyiapkan dua program FRI yang berkaitan dengan pendidikan politik kepada masyarakat, antara lain: debat tim sukses partai politik peserta pemilu serta debat calon presiden dan calon wakil presiden.

Menurut Ravik, debat ini tidak merujuk pada salah satu figur capres. Tetapi justru sebagai upaya untuk mencari program-program kerja yang dibutuhkan masyarakat dan harus dijalankan oleh siapapun capres yang terpilih nanti. [red-uns.ac.id]