Mahasiswa UNS Rancang Beton Kokoh Ramah Lingkungan

Terinspirasi dari temuan dosennya yang berhasil merancang cairan untuk mengatasi retak pada beton sehingga beton bisa kembali utuh seperti kondisi semula, Wanda Nugraha dan kelompoknya terpancing untuk membuat beton yang lebih kokoh untuk mencegah retak. Beton rancangan Wanda, dkk memiliki kekuatan hingga 130 MPa.

Padahal, kekuatan beton yang sering digunakan saat ini berkekuatan antara 40-50 MPa. Berkat beton rancangannya itu ia berhasil menjuarai Sayembara Nasional Karya Tulis Ilmiah National Forum for Junior Civil Engineering 2012, Senin (25/6/2012), di Universitas Trisakti, Jakarta.

“Dari hasil penelitian dosen saya itulah lalu kita tertarik untuk merancang beton yang lebih kuat untuk mencegah retak,” kata Wanda saat wawancara di Kantor Humas UNS, Kamis (5/7/2012), pagi.

Wanda menjelaskan, beton Ultra High Performance Concrete (UHPC) rancangannya juga bersifat ramah lingkungan. Sebab, beton rancangannya itu menggunakan lebih sedikit semen daripada beton yang biasa dibuat oleh industri. Sebagai gantinya, ia menambahkan fly ash (abu sisa pembakaran batubara) dan abu sekam padi ke dalam campuran betonnya. Dengan bahan-bahan itu, setiap 1 meter kubik beton bisa menghemat sebanyak sekitar 140 kg semen. “Kalau beton yang biasa dibuat untuk 1 meter kubik dengan kekuatan 100 MPa menghabiskan 600 kg. Sedangkan beton rancangan kami hanya membutuhkan 459 kg,” ungkap Wanda.

Penggunaan fly ash dan abu sekam padi dipilihnya karena kedua bahan tersebut memiliki kandungan silica yang banyak. Kandungan itu bisa digunakan untuk menggantikan fungsi semen. Ia menjelaskan, “Setiap 1 kg semen melepaskan 0,4 kg CO2 ke udara. Akhirnya, hal itu meningkatkan emisi gas rumah kaca.”

Yang menarik lain dari beton rancangan Wanda, dkk adalah tidak menggunakan aktivator sebagaimana yang umumnya dilakukan saat membuat beton. “Dengan menggunakan aktivator seperti NaOH dan Na2SiO3 itu bisa mempercepat proses perekatan bahan dalam waktu 3 sampai 4 hari. Namun, hasil yang sama juga didapat tanpa harus menggunakan aktivator,” ungkap Wanda.

Potensial dan Murah

Wanda mengaku beton rancangan miliknya lebih murah daripada beton precast yang biasa dibuat oleh industri. Untuk 1 meter kubik beton UHPC rancangannya membutuhkan: abu sekam padi sebanyak 80,5625 kg; air 193,025 kg; semen 459,1125 kg; fly ash 185,28 kg; pasir 1.066,02 kg; dan superplastisizer 3,9087 kg. Dengan bahan-bahan tersebut, Wanda menjelaskan, total biaya yang dikeluarkan sebanyak Rp 1,169.000,-. “Itu lebih murah dibandingkan dengan beton biasa yang mencapai 1,3 – 1,4 juta untuk setiap meter kubiknya,” jelas Wanda.

Selain itu, Wanda menilai potensi fly ass dan abu sekam padi di Indonesia sangat melimpah. “Abu sekam padi saya ambil di Delanggu. Di sana abu itu hanya jadi limbah. Jadi, pas kami minta, mereka senang sekali memberikannya,” tutur Wanda.

Dengan melimpahnya potensi fly ash dan abu sekam padi, ia pun tengah merancang usaha silica foam untuk dijual ke pasaran. “Di amerika sudah ada yang jual silica foam juga. Harganya Rp 25.000,- sekilonya,” ujarnya.

Perlu penelitian lebih lanjut

Wanda tidak sendirian. Mahasiswa semester 6 Jurusan Teknik Sipil ini merancang beton UHPC bersama 4 orang temannya yang menjadi timnya, antara lain: M. Hafiz Ansar Haq, Petrich Meysha Buana, Rizal Raissa Hilyanto, dan Aditya Krisnanda.

Pelbagai uji coba telah dilakukannya bersama dengan rekannya, seperti di Politeknik Negeri Jakarta. Di sana, dengan mengubah desain dan komposisinya, beton rancangannya menghasilkan 113 MPa. Sementara di Universitas Tarumanegara mencapai angka 50 Mpa. Hal berbeda terjadi di Universitas Kristen Petra. Ia berkisah, “Pas di Petra hanya dapet 19 MPa perhari. Di sana juga cuma dapat juara III sebab biaya bengkak gara-gara pakai silica foam dari amerika,” kenangnya.

Untuk menghasilkan beton yang bisa dipakai industri, ia mengaku masih perlu banyak dilakukan penelitian lebih lanjut. “Beton itu kuat tekanan tapi lemah pada tarikan. Kami masih perlu cara lain untuk bisa menghasilkan yang kuat di tarikan juga. Tapi kalau soal strength kami udah dapet,” papar Wanda sebelum mengakhiri wawancara pagi itu.[]