Fakultas MIPA UNS Menyelenggarakan Pendidikan Pembentukan Karakter Bagi Mahasiswa

Selama dua hari Jum’at-Sabtu, 12-13 Oktober 2012 Bidang III Fakultas MIPA UNS menyelenggarakan Pendidikan Pembentukan Karakter Bagi Mahasiswa. Kegiatan yang ditujukan untuk mahasiswa FMIPA khususnya yang aktif di organisasi baik tingkat Jurusan seperti HMJ maupun tingkat Fakultas diikuti oleh 50 peserta. Dengan mengambil tempat di Tawangmangu, kegiatan ini terbagi menjadi dua yaitu kegiatan kelas dan kegatan lapangan.

Pada kegiatan kelas, peserta mendapatkan materi tentang pendidikan karakter yang disampaikan oleh dua orang pemateri yaitu Edi Pramono, M.Si dan Budi Legowo, M.Si. Sebelumnya acara diawali dengan sambutan Pembantu Dekan III FMIPA, Drs. Sutrima, M.Si sekaligus berkenan membuka acara. Pada sambutannya beliau mengatakan bahwa acara ini adalah dalam rangka mewujudkan cita-cita bangsa Indonesia yang sesuai dengan dasar negara dan amanat UUD 1945, yaitu membentuk manusia yang beriman dan bertaqwa kepada Tuhan Yang Maha Esa.

“Diharapkan setelah acara ini, mahasiswa menjadi warga negara yang exelent, cerdas, tidak menjadi beban negara dan masyarakat, ” demikian disampaikan oleh Pembantu Dekan III FMIPA, Drs. Sutrima, M.Si saat menyampaikan sambutan pembukaan.

Acara kelas dibagi menjadi dua sesi, dimana pada sesi pertama tampil membawakan materi adalah Edi Pramono, M.Si. Pada paparannya beliau menyampaikan bahwa pengembangan karakter bangsa dapat dilakukan melalui konsep pendidikan yaitu olah hati, olah pikir, olah raga dan olah rasa/karsa. Dimana tahapan-tahapan pembentukan karakter adalah mengetahui, memahami, membiasakan, meyakini, mempertahankan, yang nantinya akan muncul manusia berkarakter terpuji.

Disampaikan dengan gaya khasnya yang penuh humor, sehingga peserta tidak jenuh, menjadikan materi mudah dimengerti.

Pada sesi kedua, tampil membawakan materi adalah Budi Legowo, M.Si. Sebagaimana Pak Edi, materi yang disampaikan oleh Pak Budi juga diselingi dengan humor. Disamping itu juga diselingi dengan permainan-permainan yang mengasah konsentrasi, mengasah kerjasama dan sebagainya.

“Kita mesti harus menjadi contoh, bukan mencari contoh. Karena dengan menjadi contoh berarti kita terpacu untuk berbuat baik,” demikian disampaikan pak Budi dalam menyemangati peserta untuk berbuat.

Untuk mengetahui karakter diri, kita harus tahu siapa diri kita. Maka salah satu cara mengetahui siapa diri kita dengan meminta orang lain untuk menilai diri kita.

Pada hari kedua, peserta diajak ke lapangan untuk out bond. Dengan dipandu oleh dua orang instruktur, peserta diajak untuk lebih menjalin keja sama dengan orang lain dalam satu tim. Bagaimana agar potensi yang ada dalam diri bisa disinergikan dengan orang lain, sehingga bisa menghasilkan tim yang luar biasa.

Setelah acara, peserta diharapkan bisa lebih menjalin kerjasama dengan orang lain. Menjadi insan yang cerdas dan bekarakter. (Humas Fakultas MIPA UNS).