Pakai Dana Sendiri, Mahasiswa UNS Solo Rancang ETV

Electric Two Wheeled Vehicle atau biasa disingkat ETV cukup unik untuk bisa dikatakan sebagai sepeda. Bagaimana tidak, ETV memiliki dua roda di bagian samping kiri dan samping kanan. Tidak seperti sepeda pada umumnya yang memiliki roda di bagian belakang dan depan.

Sepeda listrik temuan sekelompok mahasiswa D-3 Teknik Mesin Produksi Fakultas Teknik yang terdiri atas: Indra Nugroho, Muhammad Nur Hidayat, Puji Suyudi, dan Singgih Yohan Sambada itu memanfaatkan energi listrik sebagai sumber energinya. Selain itu, dimensi sepeda pun tergolong besar. Tinggi sepeda mencapai 1,5 meter atau sama dengan ukuran diameter roda ETV. Sedangkan lebarnya memiliki panjang 1,3 meter.

Selain memiliki roda yang besar, hal unik lain yang dimiliki sepeda hasil karya Tugas Akhir (TA) mereka itu adalah kabin tunggal yang bisa berputar 180 derajat. Aspek keamanan dan kenyamanan pengendara pada kabin tunggal yang dapat berputar itu pun sudah mereka perhitungkan. “Pengendara diberi harness sebagai pengaman, sehingga pengendara tidak mungkin jatuh atau terbentur,” tutur Indra Nugroho yang hadir bersama rekan-rekan sekelompoknya, saat ditemui di Kantor Humas dan Kerjasama UNS pada hari Kamis, 27 September 2012.
Indra menjelaskan, ETV menggunakan baterai Lithium 36 Volt 17 Ampere sehingga mampu melaju dengan kecepatan maksimal 20 kilometer/jam. Sekali pengisian penuh baterai, ETV bisa bertahan selama 2-4 jam pemakaian.

Jika energinya habis, diakui Indra, ETV sudah tidak mampu berjalan lagi. ETV tidak didesain memiliki alat kayuh seperti sepeda listrik hybrid lainnya sehingga harus melakukan pengisian ulang baterai. Lama pengisian menghabiskan waktu sekitar 4 jam.

Indra yang menjadi ketua kelompok itu menambahkan, dana yang digunakan untuk pembuatan ETV mencapai Rp 11 juta. “Masing-masing anggota iuran Rp 1 juta dan sisanya dibantu dari uang pembimbing kita,” imbuhnya.

Ia pun mengisahkan bagaimana munculnya gagasan untuk membuat ETV. Gagasan itu diawali saat mereka memikirkan adanya alat transportasi yang ramah lingkungan dan bisa digunakan di perkotaan. Mereka pun browsing di internet mengenai desain sepeda listrik. Setelah menemukan, mereka desain ulang secara total.

Semua rangka dan perakitan ETV dibuat di Laboratorium Fakultas Teknik UNS Solo. “Semuanya bikin sendiri di lab kecuali dua motor penggerak dan baterai. Bahkan velg dengan diameter 1,5 meter pun kami sendiri yang buat dari pipa,” kenang Indra.

Kendati demikian, ETV yang kini ada masih berupa prototype. “ETV masih bisa terus dikembangkan lebih lanjut,” pungkas Indra. (Tim Web UNS).