Pertama di Indonesia UNS Gelar International Curtural Night
Sebagai wujud penghar-gaan pada keberagaman mahasiswa asing yang sedang melaksanakan studi di Universitas Sebelas Maret, International Office UNS menggelar sebuah acara yang bertajuk “UNS International Cultural Night 2012”, Senin (30/4), di Auditorium UNS.
Ajang ini merupakan aktualisasi dan promosi dari 20 negara. Selain menampilkan 8 tarian, 9 lagu, dan 1 puisi dari perwakilan negara yang ada, juga terdapat fashion show yang menampilkan pakaian adat dari tiap negara. Selain itu, juga tersedia 12 ragam kuliner yang disiapkan langsung oleh mahasiswa asing dari Negara yang bersangkutan.
Ketua panitia, Paramasari Dirgahayu mengatakan, “Ini merupakan kali ketiga yang diselenggarakan UNS dan yang pertama di Indonesia. Acara ini sekaligus menjadi ajang internasi-onalisasi universitas dan promosi UNS saat para mahasiswa pulang ke negara masing-masing.”
Lebih lanjut, Paramasari mengungkapkan bahwa acara ini adalah wujud ekspresi ungkapan terima kasih mahasiswa asing yang telah mengenyam pendidikan di UNS dan mendorong peserta dan para tamu undangan untuk meningkatkan rasa cinta terhadap budaya negara masing-masing serta sebagai ajang saling kenal budaya satu sama lain.
Ia pun menjelaskan, penyelenggaraan International Cultural Night kali ini lebih semarak dibanding tahun lalu. “Peserta tahun ini diikuti oleh 20 negara, lebih banyak dibanding tahun lalu yang hanya 7 negara. Selain itu, juga ada pameran kuliner yang tahun sebelumnya belum ada,” paparnya.
Dalam sambutannya, Rektor UNS Ravik Karsidi mengemukakan bahwa acara ini merupakan kegiatan besar yang telah dirancang oleh International Office UNS. “Sebuah apresiasi yang tinggi layak diberikan kepada International Office UNS yang telah mempra-karsai acara ini,” terang Ravik.
Di kesempatan yang sama, Ravik menambahkan bahwa acara ini adalah acara yang penting untuk belajar saling menghargai antar-negara. Dengan pengetahuan tentang keberagaman budaya juga mampu membuka wawasan semua pihak, sehingga perasaan saling memahami dan menghargai akan dimiliki seluruh civitas akademika UNS.
Lerato, mahasiswa asal Lesotho itu mengaku puas dengan acara yang digelar malam itu. “I am really satisfied, but I expect everything more execelent and more prepare for next year,” kesan Lerato saat dijumpai pada sela-sela acara.
Hal senada juga diungkapkan Naomi Kawasaki, peserta asal Negeri Sakura, Jepang. Malam itu, ia hadir dengan mempersembahkan 1 buah tarian dan 1 buah nyanyian tradisional Jepang yang telah ia persiapkan selama 1 bulan. Tari Yosakoi yang sudah dimodifikasi dengan gaya kontemporer ditarikan oleh 8 siswi dari SMP Muhammadiyah 7 Surakarta. Di Jepang, Tari Yosakoi biasa diiringi dengan alat musik shamisen.
Ia juga mempersembahkan nyanyian berjudul Sakura-sakura yang merupakan lagu tradisional Jepang yang biasa dinyanyikan oleh anak-anak TK di Jepang. “Pemilihan lagu Sakura-sakura karena acara ini digelar pada bulan April. Di Jepang, bulan April adalah musim Sakura. Pada bulan ini juga segala kantor di Jepang memulai awal tahunnya. Jadi semacam tahun baru bagi orang Jepang,” tutur perempuan cantik yang dibalut dengan kimononya itu.
Perempuan yang sedang menenmpuh S2 Kajian Budaya itu mengaku sering rindu pada kampung halamannya. Namun, kecanggihan teknologi telah mempermudah komunikasi dengan keluarganya di Jepang untuk mengobati rasa rindunya. “Saya sering menggunakan Skype, Ym, dan sebagainya untuk berkomunikasi dengan keluarga saya di Jepang. Saya pun mengagendakan untuk pulang kampung setiap akhir semester,” ungkapnya riang. [red-uns.ac.id]